Donald Trump dikecam setelah kicauan kontroversialnya pasca-teror London Bridge.
Solopos.com, JAKARTA — Respons pertama Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap serangan teror di London adalah me-retweet sebuah laman berita yang dikenal pemburu sensasi dan partisan, ketimbang menjunjung reportase yang akurat. Serentak retweet Trump ini dikecam karena tidak sensitif terhadap korban teror.
Cuitan kedua Trump malah lebih parah lagi. Via Twitter dia bilang, “Kita mesti cerdas, tegas dan keras. Kita butuh pengadilan yang mengembalikan hak-hak kita. Kita butuh Travel Ban [larangan berkunjung] sebagai level keselamatan ekstra.”
We need to be smart, vigilant and tough. We need the courts to give us back our rights. We need the Travel Ban as an extra level of safety!
AdvertisementWe need to be smart, vigilant and tough. We need the courts to give us back our rights. We need the Travel Ban as an extra level of safety!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 3, 2017
AdvertisementDaniel Drezner, profesor politik pada Fletcher School of Law and Diplomacy Universitas Tufts, menyebut Trump sebagai “pelacur yang menduduki kekuasaan yang tidak dia mengerti”. Sementara itu, John Horgan, psikolog dan pakar teroris pada Georgia State University, menyebut Trump pemimpin oportunis (opportunist-in-chief).
Setelah muncul kecaman dan kritik, Trump lalu memposting cuitan yang lebih simpatik. “Apa pun yang dapat dilakukan Amerika Serikat untuk membantu London dan Inggris. KAMI BERSAMA KALIAN. TUHAN MEMBERKATI!”
Whatever the United States can do to help out in London and the U. K., we will be there – WE ARE WITH YOU. GOD BLESS!
Advertisement— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 3, 2017
Setelah cuitan ketiga, Wakil Presiden AS Mike Pence menimpali. “Doa kami bersama para korban.” Ketua DPR dari Partai Republik, Paul Ryan, juga menanggapi. “Kita berdiri tegak bersama dengan sahabat-sahabat kita di London dan teriring doa untuk para korban. Teror dan kebencian tidak akan pernah menang,” cuitnya.
AdvertisementTak hanya itu, kicauan Trump berikutnya juga dinilai kontroversial. Bukannya menahan diri, dia justru sibuk mengungkit pernyataan Wali Kota London, Sadiq Khan, beberapa waktu lalu bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan di London. “Sedikitnya 7 orang tewas dan 48 luka-luka dalam serangan teror dan Wali Kota London mengatakan ‘tak ada alasan untuk khawatir’,” kicaunya lagi.
Padahal, pernyataan Khan tersebut dikeluarkan agar masyarakat tak perlu mengkhawatirkan adanya penjagaan ketat polisi di jalan-jalan Kota London setelah aksi teror beberapa waktu lalu.
Diberitakan The Guardian, pesan serupa disampaikan Chuck Schumer, ketua Faksi Demokrat di Senat, yang juga mendoakan para korban teror di London itu. Saat ini, cuitan pertama Trump tentang teror di London Bridge itu tak lagi muncul di akun @realDonaldTrump.
AdvertisementBerita Terkait
Hanya Untuk Anda
Inspiratif & Informatif