Jateng
Minggu, 4 Juni 2017 - 23:50 WIB

KAMPUS DI KUDUS : Mahasiswa UMK Ciptakan Mesin Pengering Ikan Bertenaga Angin

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Empat mahasiswa Universitas Muria Kudus (UM) perancang alat pengering ikan bertenaga angin di rumah nelayan Desa Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati. (JIBI/Solopos/Antara/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Kampus Universitas Muria Kudus menghasilkan inovasi baru mesin pengering ikan bertenaga angin.

Semarangpos.com, KUDUSEmpat mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) Jawa Tengah (Jateng) berhasil merancang alat pengering ikan dengan memanfaatkan energi angin. Temuan itu dimaksudkan untuk membantu meningkatkan produktivitas perajin ikan asin.

Advertisement

Menurut salah seorang mahasiswa UMK yang turut terlibat dalam pembuatan mesin pengering ikan Ahmad Edi Waluyo, ide awal menciptakan alat tersebut berawal dari keterlibatannya dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pendidikan Tinggi (Dikti). “Kami ditantang menciptakan teknologi tepat guna untuk membantu masyarakat,” ujar Edi di Kudus, Minggu (4/6/2017).

Selanjutnya, kata dia, empat mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut memutuskan untuk membantu nelayan di Desa Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati. Selain berprofesi sebagai nelayan, katanya, banyak di antara mereka yang memproduksi ikan asin.

Dalam melakukan pengeringannya, kata dia, ternyata masih menggunakan cara konvensional, yakni dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Ia mengatakan pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari membutuhkan waktu sekitar dua hari.

Advertisement

Hal tersebut, kata dia, tentunya berdampak pada hasil produksi ikan asinnya kurang maksimal, terutama pada saat musim hujan. Untuk itu, kata dia, dirinya bersama tiga mahasiswa lainnya, yakni M. Imha Ainun Najib dari Program Studi Teknik Informatika, Erna Mutiasari dari Program Studi Agroteknologi, dan Miftahul Inayah dari Program Studi Akuntansi, sedangkan dosen pembimbing dari Fakultas Teknik Rina Fiati.

Setelah melakukan observasi dan kajian bersama teman-temannya, kata dia, akhirnya muncul ide membuat alat pengering ikan alat pengering ikan atau automatic fish dryer dengan menggunakan tenaga angin. Mesin automatic fish dryer tersebut berukuran 120 cm x40 cm, dengan kapasitas tiga rak yang mampu menampung 3 kg ikan.

Sedangkan untuk mendapatkan energi listrik dari tenaga angin disediakan kincir angin dengan ketinggian menara sekitar 5 m. Energi listrik yang dihasilkan dari kincir angin, katanya, maksimal sebesar 180 Watt, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sebesar 80 Watt sesuai daya mesin pengering tersebut, maka ditambahkan akumultor (aki) untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan.

Advertisement

Adapun kapasitas penyimpanan pada aki tersebut, katanya, mencapai 1.200 Watt, sehingga bisa dipakai untuk pengeringan ikan hingga berulang kali. “Kami sudah mengujinya dan hasil ikan yang dikeringkan memang hampir sama dengan proses pengeringan menggunakan energi matahari,” ujarnya.

Biaya pembuatan alat pengering ikan tersebut secara lengkap, katanya, hanya sekitar Rp3 jutaan. Selain hemat biaya dan waktu, katanya, pengeringan ikan menggunakan alat tersebut cukup membutuhkan waktu yang lebih singkat karena hanya sekitar enam jam tanpa terbebani biaya energi listrik. “Jika memakai energi listrik PLN, tentu biayanya lebih mahal,” ujarnya.

Terkait dengan energi angin yang dibutuhkan, dia menganggap, masyarakat Dukuhseti tidak perlu kesulitan karena berada di daerah pesisir tentunya kaya energi angin, yang bisa dimanfaatkan untuk energi listriknya, sehingga bisa menghemat. Keunggulan lain dari alat pengering ikan tersebut, tidak terkendala dengan cuaca, karena saat musim hujan sekalipun, para nelayan masih bisa memproduksi ikan asin.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif