Jogja
Jumat, 2 Juni 2017 - 19:55 WIB

Wow, Uang Lusuh di Gunungkidul Capai Rp1,1 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Antara)

Jumlah uang tidak layak edar atau uang lusuh di Gunungkidul sangat banyak

Harianjogja.com, JOGJA-Jumlah uang tidak layak edar atau uang lusuh di Gunungkidul sangat banyak. Bahkan, jumlah uang lusuh yang ditukarkan dapat mencapai Rp1 miliar.

Advertisement

“Untuk wilayah Wonosari, Gunungkidul kami prioritaskan. Kami akan melakukan jemput bola mengingat jumlah uang rusak atau lusuh di sana sangat banyak,” ujar Kasir Senior Operasional Kas KPw BI DIY, Suhendar kepada Harianjogja.com, Rabu (30/5/2017).

Suhendar mengatakan Bank Indonesia mengagendakan minimal dua minggu sekali melakukan penarikan uang lusuh dan menyediakan uang baru duntuk ditukarkan. Pasalnya, nilai uang lusuh tersebut mencapai Rp1,1 miliar. Nilai uang lusuh di wilayah tersebut lebih banyak dibandingkan daerah lain di Jogja.

Lebih lanjut Suhendar mengatakan salah satu faktor banyaknya uang lusuh, karena pariwisata Gunungkidul saat ini tengah berkembang. Hal ini turut memengaruhi transaksi dan peredaran uang di wilayah tersebut.

Advertisement

“Minimal dua minggu sekali kami mengambil uang lusuh di sana. Jumlahnya juga sangat banyak,” jelas Suhendar.

Bukan hanya wilayah Gunungkidul saja yang jumlah uang lusuhnya cukup banyak. Beberapa waktu lalu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY telah membuka kantor kas titipan di Kebumen, Jawa Tengah. Suhendar mengungkapkan nilai uang lusuh atau rusak yang tidak lagi layak edar bisa mencapai Rp20 miliar.

Kepala KPw BI DIY, Budi Hanoto menambahkan kantor kas titipan Kebumen, pengelolaannya dikordinasi oleh BNI. Kantor tersebut memiliki proyeksi kebutuhan uang antara Rp50 miliar sampai Rp60 miliar.

Advertisement

“Ada enam bank yang mengelolanya, di mana nantinya mereka yang akan menjadi perwakilan Bank Indonesia untuk melayani kebutuhan uang baru atau penukaran uang lusuh,” ujar Budi.

Budi menambahkan faktor lain banyaknya uang lusuh yang beredar karena terbatasnya jumlah perbankan di wilayah tersebut. Di DIY, wilayah Gunungkidul masih belum banyak perbankan yang masuk. Demikian juga dengan wilayah Kebumen.

“Diharapkan dengan kas titipan ini, perbankan yang bekerjasama dengan kami dapat menyalurkan dan mengjangkau masyarakat hingga ke pelosok yang sulit mengakses bank,” jelas Budi.

Advertisement
Kata Kunci : Uang Baru Uang Lusuh
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif