Jogja
Jumat, 2 Juni 2017 - 20:20 WIB

WISATA KULONPROGO : Hasto Ingin Bangun Jembatan Apung di Pantai Pasir Kadilangu

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kadilangu Van Java menjadi primadona para wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata mangrove Pantai Pasir Kadilangu di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (24/4/2017) pekan lalu. Pembangunan replika Menara Eiffel yang terbuat dari bambu tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bupati Hasto Wardoyo ingin membangun jembatan apung, untuk mendukung pariwisata di Pasir Kadilangu dan Pasir Mendit, Desa Jangkaran

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati Hasto Wardoyo ingin membangun jembatan apung, untuk mendukung pariwisata di Pasir Kadilangu dan Pasir Mendit, Desa Jangkaran.

Advertisement

Rencana tersebut dilakukan mengingat, dua objek wisata (obwis) tersebut kini semakin padat pengunjung. Namun persoalan yang muncul, terkait akses ke kawasan obwis itu yang harus melewati Desa Jogoboyo, Kabupaten Purworejo. Karena, baik Dusun Pasir Kadilangu maupun Dusun Pasir Mendit, terisolasi Sungai Bogowonto di sisi timur.

Sesungguhnya ada sejumlah opsi yang bisa dipilih. Pertama, dengan membeli tanah di Purworejo yang merupakan akses masuk menuju lokasi. Agar Pemkab memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengelolanya. Opsi kedua, membangun jembatan.

Ia mengungkapkan, apabila Pemkab harus membangun jembatan biasa maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar, sedangkan jembatan apung bisa meminimalisir biaya yang keluar.

Advertisement

Selain itu, jembatan apung juga bisa menjadi destinasi tersendiri di kawasan tersebut. Untuk memulai pembangunan, Pemkab akan melakukan sejumlah kajian.

“Saya sejak lama memandang dua perdusunan itu akan menjadi potensi besar, untuk dikembangkan menjadi obyek wisata menarik. Persoalan akses masuk memang harus dipikirkan masak-masak” kata dia, Kamis (1/6/2017).

Sementara itu, pengelola wisata mangrove Septian Wiyanta mengapresiasi rencana tersebut. Menurut dia, kalau pada akhirnya Pemkab memilih untuk membeli tanah, maka perlu diteruskan dengan adanya pembicaraan antara Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Paling tidak, yang di dalamnya membahas jalan akses ke lokasi menjadi milik Pamkab Kulonprogo.

Advertisement

“Kalau gagasan membuat jembatan apung juga bagus. Tapi kajiannya harus benar-benar matang, terutama terkait dengan data banjir sungai yang pernah terjadi,” ungkapnya.

Ia menyebut bahwa ketika banjir tak terlalu besar, air Sungai Bogowonto hanya setinggi permukaan tebing sungai. Namun apabila banjir terjadi cukup besar, maka air bisa meluap sama ke permukiman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif