Soloraya
Kamis, 1 Juni 2017 - 22:35 WIB

INFRASTRUKTUR KLATEN : Tebing Kali Dengkeng Sepanjang 1,46 Km Rawan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga memantau situasi Kali Dengkeng yang menggerus pekarangannya di Dukuh Wiro, Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Selasa (30/5/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Klaten, tebing sepanjang 1,46 km di tepi Kali Dengkeng rawan longsor.

Solopos.com, KLATEN — Tebing Kali Dengkeng sepanjang 1,46 kilometer (km) di Kecamatan Bayat, Klaten, butuh perbaikan karena rawan longsor. Tebing itu mengalami erosi hingga menggerus pekarangan milik warga.

Advertisement

Akibatnya, sebanyak 3.000 keluarga dari tujuh desa terancam banjir. Camat Bayat, Edy Purnomo, mengatakan secara terperinci titik-titik tebing rusak yakni di Desa Kebon sepanjang 850 meter, di Desa Krikilan 50 meter, Desa Jotangan 150 meter, dan Desa Wiro sepanjang 150 meter.

Tebing rusak juga ditemui di Desa Tawangrejo sepanjang 50 meter, Desa Talang sepanjang 100 meter termasuk kerusakan di sisi bawah dam sepanjang 60 meter dan dekat jembatan 50 meter. “Semuanya sudah makan pekarangan warga sehingga butuh segera ditangani,” kata Edy, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (30/5/2017). (Baca  juga: Tergerus Erosi Kali Dengkeng, Pekarangan Warga Bayat Hilang)

Akibatnya, sekitar 3.000 keluarga di tujuh desa terancam bahaya banjir. Jumlah itu tersebar di beberapa desa antara lain di Desa Talang ada tiga dusun sekitar 360 keluarga, di Tawangrejo ada 120 keluarga, Desa Wiro sekitar 1.000 keluarga, hingga Desa Jotangan dan Desa Krikilan. “Di Wiro paling parah. Hampir satu desa langganan banjir,” urai Edy.

Advertisement

Edy menyebutkan tebing rusak biasanya terjadi di pengkolan dengan kerusakan di sisi luar pengkolan. “Ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, kami imbau kepada kades agar waspada. Sampai saat ini tidak ada korban karena memang sudah siaga dan sudah terjadi bertahun-tahun,” terang dia.

Berbagai upaya telah dilakukan Edy untuk perbaikan tebing kali tersebut. Ia sempat menyurati Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) termasuk menyampaikan kepada anggota DPR yang berkunjung ke Bayat.

Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Jateng juga dua kali diundang ke Bayat untuk meninjau lokasi tebing. Namun, semua itu belum membuahkan hasil.

Advertisement

“Sudah sering duduk bersama untuk koordinasi penanganan tebing di Kali Dengkeng termasuk pertemuan di tingkat kabupaten, eks karesidenan, dan sebagainya. Mungkin karena kesibukan jadi belum tertangani,” ujar Edy.

Terpisah, Kepala Desa Wiro, Agus Riyadi, mengatakan di wilayahnya ada beberapa titik longsor tebing sungai yang menggerus pekarangan warga seperti di Dukuh Wiro, Dukuh Jonggrangan, dan Dukuh Mandungan. Di Mandungan, longsor kali pertama terjadi pada 2015 dan segera ditangani dengan memasang beronjong bantuan Pemkab Klaten.

“Tapi sekarang longsor lagi di sebelahnya. Perbaikan dari pemerintah desa tidak mampu karena relatif panjang longsorannya dan kedalaman sungai sekitar lima meter. Saya sudah melapor melalui pemerintah kecamatan. Sekarang kami menunggu tindak lanjut berikutnya,” ujar Agus.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif