Jogja
Kamis, 1 Juni 2017 - 15:21 WIB

Di Kulonprogo, Ratusan Pelajar SMP sudah Merokok

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo naik mobil crane turunkan iklan rokok (Foto istimewa)

Jumlah pelajar SMP yang sudah mulai merokok di Kulonprogo tergolong tinggi

Harianjogja.com, KULONPROGO – Jumlah pelajar SMP yang sudah mulai merokok di Kulonprogo tergolong tinggi. Hasil penelitian Nanyang Technology University bersama Pemkab Kulonprogo menyatakan, sedikitnya 800 pelajar SMP di Kulonprogo telah merokok dari setiap 15.000 jumlah pelajar SMP. Fakta unik lain, anak di pedesaan Kota Binangun itu lebih percaya diri untuk merokok ketimbang anak yang tinggal di area perkotaan.

Advertisement

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyatakan, perokok remaja di Kulonprogo tergolong cukup tinggi. Hasil penelitian bersama Nanyang Technology University, terdapat 800 pelajar SMP di Kulonprogo yang merokok dari populasi 15.000 pelajar SMP.

Penelitian itu dengan mengambil sampel siswa SMP baik di pegunungan maupun perkotaan. Dari 800 pelajar itu, kategori beragam, ada yang sudah sering dan baru mencoba rokok.

“Angka 800 menurut saya cukup tinggi karena populasi 15.000, itu kan kalau nanti sampai berkembang kan banyak sekali,” ungkap Hasto seusai menghadiri pelantikan PKK di Kepatihan, Rabu (31/5/2017).

Advertisement

Ia menambahkan, rata-rata yang mencoba merokok pertama kali, antara usia 13 sampai 16 tahun dengan jumlah populasi hampir 36%. Padahal dari usia tersebut mereka berpotensi besar menjadi perokok aktif hingga dewasa. Penyebabnya, para pelajar tersebut karena ikut-ikutan lingkungan mereka untuk merokok.

Menariknya, kata Hasto, anak di kawasan pegunungan atau pedesaan di Kulonprogo lebih percaya diri dan menganggap tidak tabu melakukan aktivitas merokok dibandingkan anak Kulonprogo yang tingga di area perkotaan.

“Anak kota [di Kulonprogo] sembunyi kalau merokok, anak desa pelosok malah tidak. Karena budaya jamuan di desa menjadi biasa, seperti kenduri ada asbaknya banyak sekali, di desa kan biasa,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif