Jogja
Senin, 29 Mei 2017 - 19:55 WIB

Warga Klitren Lor Setuju Memotong Aula Masjid

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah warga dan satu aula masjid di Kampung Klitren Lor, Kelurahan Klitren, Kecamatan Gondokusuman Kota Jogja mengalami longsor, Rabu (22/3/2017). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Perbaikan talud sungai belik akhirnya akan diambil alih oleh Pemerintah Kota Jogja

 
Harianjogja.com, JOGJA–Perbaikan talud sungai belik akhirnya akan diambil alih oleh Pemerintah Kota Jogja setelah warga RT 09 RW 03 Kampung Klitren Lor, Kelurahan Klitren, Gondokusuman setuju untuk memundurkan aula Masjid Al-Mutmainnah.

Advertisement

Harming Setiawan, salah satu warga mengatakan, masyarakat Klitren Lor setuju memundurkan bangunan aula masjid sejauh dua meter karena alasan keamanaan dan sebagai langkah antisipatif.

“Kami mengikuti anjuran pemerintah [untuk memundurkan bangunan] karena memikirkan jangka panjangnya. Kalau bangunan dimundurkan, beban talut akan berkurang. Kami tidak mau kejadian longsor terulang kembali,” katanya saat ditemui di Masjid Al-Mutmainnah, Minggu (28/5/2017).

Ia mengatakan setelah ada kesepakatan antara warga dan pemerintah, pada tanggal 4 Mei 2017 dibentuklah panitia untuk mengurusi proses pemugaran aula masjid yang biasanya dipergunakan untuk Tempat Pendidikan Al-quran itu.

Advertisement

“Panitia itu bertugas mencari donator ke masyarakat sekitar Klitren Lor lewat door to door, karena pemerintah hanya memperbaiki talud. Untuk perbaikan dan pemunduran aula ditanggung oleh warga,” jelas Harming yang menjabat sebagai Ketua Divisi Komunikasi di panitia tersebut.

Lebih lanjut Harming menyampaikan, untuk proyek pemugaran tersebut, dana yang dihabiskan kira-kira mencapai Rp21 juta. Sementara sejauh ini, imbuhnya, dana yang baru terkumpul sebanyak Rp8 juta.

“Walaupun baru dapat segitu, kami nekad jalan dulu. Sejak 5 hari yang lalu proses pengerjaan sudah dimulai. Kami enggak tahu dengan dana segitu bisa sampai mana. Kalau sekarang kami sedang membangun fondasi, setelah itu baru bangunan dipotong,” ujar karyawan swasta ini.

Advertisement

Ia menambahkan hambatan terbesar yang dialami pihaknya adalah masalah dana. Harming mengatakan, pihaknya akan lebih giat mencari dana dengan cara mensosialisasikan program pemunduran saat sholat taraweh dan pengajian.

Selain itu, Harming mengatakan pihaknya akan segera menghubungi warga Klitern Lor yang merantau ke luar daerah seperti Batam dan Jakarta, “Ini, kan, menjelang lebaran, mereka yang merantau biasanya pulang. Biasanya mereka ngasi bantuan dana,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, perbaikan talud sungai Belik sempat tertunda lama karena masih ada tarik menarik antara Pemerintah Kota Jogja dan warga Klitern. Warga pada awalnya tidak setuju memundurkan aula masjid karena tidak rela bangunan yang panjangnya hanya 6 meter itu menjadi semakin pendek.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif