Soloraya
Senin, 29 Mei 2017 - 16:35 WIB

Warga Bugel Sukoharjo Ditangkap Densus 88 Antiteror, Ini Komentar Kakak Iparnya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sarmadi, kakak ipar W, menunjukkan foto W menggendong anaknya bersama istrinya, SA, saat menghadiri pernikahan adiknya 18 Mei lalu, Senin (29/5/2017). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Terduga teroris W yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Bugel, Sukoharjo, pernah diusir oleh ayahnya.

Solopos.com, SUKOHARJO — Seorang warga Dukuh Sono, Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo berinisial W, 30, diduga ditangkap Densus 88 Antiteror di Jl. Ciu, Desa Bugel, Polokarto, Senin (29/5/2017) pagi.

Advertisement

Hingga berita ini ditulis belum ada konfimasi dari Densus 88 Antiteror terkait penangkapan pria asal Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, itu. Namun, kakak ipar W, Sarmadi, 38, dan ibu mertuanya, Marinem, 54, sudah mengetahui kabar tersebut.

Ditemui wartawan di rumahnya, Senin, Sarmadi mengaku tahu ihwal penangkapan adik iparnya dari salah satu perangkat desa. “Saya dan keluarga mendengar [kabar penangkapan W] dari Pak Bayan yang memberitahukan di rumah ada polisi dan tentara [TNI] dan W tertangkap. Pak Bayan kasih tahu kami sekitar pukul 09.00 WIB,” kata Sarmadi.

Advertisement

Ditemui wartawan di rumahnya, Senin, Sarmadi mengaku tahu ihwal penangkapan adik iparnya dari salah satu perangkat desa. “Saya dan keluarga mendengar [kabar penangkapan W] dari Pak Bayan yang memberitahukan di rumah ada polisi dan tentara [TNI] dan W tertangkap. Pak Bayan kasih tahu kami sekitar pukul 09.00 WIB,” kata Sarmadi.

Dia mengaku tidak mengetahui alasan W ditangkap. “Saya mendengar W ditangkap di Jl. Ciu, Desa Bugel. Apakah W bersama istrinya dan anaknya atau sendirian saat itu kami juga belum tahu karena belum ada yang memberi informasi.”

Sarmadi kali terakhir bertemu W pada 18 Mei lalu saat menghadiri pernikahan adiknya. “Tidak ada perbincangan saat bertemu itu. Tidak pernah mengobrol karena sejak menikah beberapa tahun lalu sudah menjaga jarak,” ujarnya.

Advertisement

“Setelah pernikahan SA dengan W ada selisih paham. Dua tahun lalu dia [W] diusir oleh bapak karena tidak sepaham dengan keluarga. Dua tahun lalu W tidak mau mencoblos dan memilih dalam pilkada. Mengetahui perilaku itu [tidak memilih] keluarga memberikan pilihan kepada SA dan W apa tetap tidak mau mencoblos atau mengikuti orang tua. Masih ingin tinggal bersama keluarga atau tidak karena sudah berbeda keyakinan.”

Akhirnya, lanjut Sarmadi, W sekeluarga memilih pisah dan hidup mandiri di Cemani, Kecamatan Grogol, dan bekerja di usaha laundry. Sarmadi menegaskan tidak ada barang-barang di rumah yang diambil selepas penangkapan W.

Marinem, ibu mertua W, menyerahkan masalah penanganan W ke pihak berwajib. “Harapan saya ikhlaskan saja ditangani pihak berwajib. Putriku SA jika ingin pulang ke rumah silahkan. Keluarga masih mau menerima dan biarkan W menghadapi persoalannya.”

Advertisement

Marinem menyatakan mendengar kabar menantunya ditangkap pada pukul 10.00 WIB sepulang dari pasar. “Menikah dan wisuda semua diurus sendiri. Keluarga tidak ada yang diberi tahu,” tandasnya.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, W diduga ditangkap Densus 88 Antiteror di Jl. Ciu, Desa Bugel, Polokarto, sekitar pukul 04.30 WIB. Penangkapan W tidak diketahui masyarakat luas.

W diduga terkait dengan kelompok bom panci yang dipimpin Nur Sholikhin. Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, menyatakan tidak tahu penangkapan tersebut.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif