Pertanian Gunungkidul mulai melakukan variasi penanaman tumbuhan.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Petani perkotaan atau urban farming Desa Madusari, Kecamatan Wonosari mulai mengembangkan tanaman tomatillo atau tomat kulit asal Meksiko. Selain unik tanaman yang memiliki nama latin Physalis philadelpica ini memiliki nilai ekonimis tinggi.
Baca Juga : PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Warga Mulai Kembangkan Tomat Dari Meksiko
Salah satu petani perkotaan, Budi Kuncoro mengaku mengembangkan tanaman Tomatillo sejak tiga bulan lalu. Dia memilih tanaman tersebut lantaran memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan tanaman lain.
“Harga satu butir benih Tomatilo dia jual dengan sistem online dengan harga Rp5.000 hingga Rp10.000,” terangnya, Jumat (26/5/2017).
Meski bernilai ekonomis tinggi hingga kini kata dia belum banyak petani di Gunungkidul yang mengembangkan tanaman tersebut. Dia pun berharap pemerintah dapat membidik tanaman tersebut untuk dikembangkan menjadi destinasi argowisata di Gunungkidul.
Sebelumnya, Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Wonosari, Tugimin mengatakan terus mendorong budidaya tanaman untuk warga perkotaan. Oleh sebab itu pihaknya terus melakukan penyuluhan bagi warga perkotaan.
Warga diperkotaan diutamakan menjadi sasaran penyuluhan karena menurutnya jika warga di perkotaan mulai menanam sayur dengan metode hidroponik, maka dapat memenuhi kebutuhan sayur sendiri. Selain itu suplai sayur di pasar-pasar tradisional di Wonosari tidak mengalami kelangkaan.
Pasalnya menurut Tugimin kebutuhan sayur di Wonosari cukup tinggi. “Contohnya adalah tingginya permintaan selada air di Wonosari. Padahal selada air itu mudah di budidayakan dengan metode hidroponik,” ungkapnya.