News
Jumat, 26 Mei 2017 - 19:36 WIB

Sidang Isbat Sepakat 1 Ramadan 1438 H Sabtu 27 Mei 2017

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rukyatulhilal (JIBI/Solopos/Antara/Sahrul Manda Tikupadang)

Pemerintah berdasarkan hasil sidang isbat menetapkan 1 Ramadan 1438 H jatuh pada Sabtu (27/5/2017).

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1438 Hijriyah/2018 Masehi pada Sabtu (27/5/2017) merujuk hasil sidang isbat yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Advertisement

Tim Rukyatul-Hilal di berbagai tempat pemantauan gagal melihat hilal. Salah satunya di Pantai Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat sore, karena terhalang mendung.

“Kalau dari sisi perhitungan, biasanya bisa dilihat karena posisi bulan saat ini berada 8 derajat di atas ufuk,” kata Wakil Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan Zayyadus Zabidi.

Rukyatul Hilal di Pantai Desa Ambat, Pamekasan, itu dilakukan oleh tim gabungan dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Badan Hisab dan Rukyat Nahdlatul Ulama (NU), Komunitas Pelajar Astronomi Pamekasan dan Laboratorium Ilmu Falak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Baca juga: Hilal Terlihat di Gresik, 1 Ramadan 1438 H Serentak.

Advertisement

Sesuai hasil hisab ijtimak menjelang awal Ramadhan 1438 Hijriah pada hari Jumat Legi 26 Mei 2017 Masehi bertepatan dengan 29 Sya’ban 1438 Hijriah pukul 02.46 WIB. Posisi matahari terbenam pada 17:16:09 WIB, bulan terbenam 17:54:26 WIB dengan azimut matahari 291 derajat 14,50 dan azimut bulan 289 derajat 14,43.

Ketinggian hilal hakiki 8 derajat 46,59 dengan tinggi hilal mar’i adalah 8 derajat 11,38 atau selisih terbenam dengan matahari 38 menit 17 detik. Sedangkan posisi bulan ialah 2 derajat 00,07 di selatan matahari, miring ke selatan. Sementara itu pada hari ijtimak posisi hilal di seluruh Indonesia dan Asia sudah mewakili ketinggian di atas ufuk antara 5 derajat hingga 8 derajat 30 menit.

Di Ambon, tim pemantau tidak bisa melihat hilal lantaran tertutup awan tebal. Namun, hasil perhitungan menunjukkan hilal berada di ketinggian 7 derajat 21 menit.

Advertisement

“Hilal tidak terlihat hingga 20 menit lalu kita akhiri pengamatan. Karena di ufuk barat berawan tebal, hilal yang kita hitung 7 derajat 21 menit tidak terlihat. Di Maluku sendiri hanya ada 1 titik pemantauan, yaitu Maluku Tengah. Memang cuaca di sini sedang hujan, berawan tebal. Jadi, laporan kita kembalikan ke Kanwil Maluku dan BMKG pusat. Kita laporkan bahwa [hilal] tidak teramati meskipun ketinggiannya 7 derajat,” kata Andi Azhar, Staf BMKG Maluku, Jumat (26/5/2017), dalam wawancara live yang ditayangkan Kompas TV.

Situasi serupa juga terjadi di Surabaya, yaitu cuaca mendung menghalangi pengamatan. Tim rukyatul hilal akhirnya melaporkan bahwa hilal tidak bisa dilihat karena cuaca.

Kabar gembira datang dari Gresik di mana tim pemantau hilal telah melihat hilal pada pukul 17.21 WIB. Meski sempat tertutup kabut, hilal akhirnya nampak di teleskop para pemantau yang telah membidik pada pukul 17.20 WIB. Tak berselang lama, tiga perukyat melihat hilal selama 0,5-1 menit.

Advertisement
Kata Kunci : Ramadan 2017
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif