News
Jumat, 26 Mei 2017 - 05:00 WIB

RUMAH MURAH : 3.000 Unit di Soloraya Terancam Tak Dibangun

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah bersubsidi. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Rumah murah alias rumah bersubsidi rencananya akan dibangun di Soloraya.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 3.000 unit rumah subsidi terancam tidak bisa dibangun seiring dengan adanya penolakan dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Karanganyar untuk pembangunan perumahan di Jeruksawit. Padahal permintaan rumah subsidi sangat tinggi tapi pasokan kurang.

Advertisement

Ketua Real Estat Indonesia (REI) Soloraya, Anthony Abadi Hendro P., menyampaikan Jeruksawit, Gondangrejo, Karanganyar tidak masuk kawasan konservasi cagar budaya Sangiran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Daerah tersebut juga tidak termasuk kawasan hijau. Namun rencana pembangunan 550 unit rumah murah diatas lahan seluas 54.454 m2 ditolak oleh BKPRD Karanganyar. Dia mengatakan alasan penolakan pengajuan pembangunan rumah tersebut tidak disampaikan.

“Saat ini kami terus berupaya supaya bisa dibangun rumah murah karena di Gondangrejo memiliki potensi sekitar 3.000 unit rumah murah yang akan dibangun. Saat ini yang lain sedang menunggu karena perizinan untuk 550 unit rumah yang diajukan PT Harmoni Jeruksawit belum disetujui,” ujar Tony kepada wartawan, Senin (8/5/2017) lalu.

Advertisement

Dia mengungkapkan proses perizinan pembangunan rumah di Jeruksawit tersebut sudah diproses sejak Oktober. Menurut dia, apabila proses perizinan dari awal berjalan lancar, minimal sudah ada 200 unit rumah subsidi yang siap. Padahal menurut dia, pemerintah pusat saat ini terus mendorong realisasi rumah subsidi dengan memberi banyak kemudahan pembiayaan, tidak hanya subsidi suku bunga dan bantuan uang muka. Namun juga ada program pembiayaan rumah dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Realisasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) digenjot supaya sektor riil meningkat karena menggerakkan ratusan industri pendukung. Dia mengatakan target pembangunan perumahan di Soloraya tidak sedikit, yakni 4.000 unit di tahun ini atau sekitar 40% dari target Jateng sebanyak 10.000 unit.

“Kalau pembangunan tidak dimulai sekarang, tahun depan akan semakin sulit membeli rumah karena harga akan naik menjadi Rp139 juta dari tahun ini Rp123 juta,” kata Tony.

Advertisement

Branch Manager Bank Tabungan Negara (BTN) Solo, Dwihatmo Arisumasto, menyampaikan realisasi hingga April untuk rumah subsidi baru sekitar 68,17% dari target empat bulan pertama atau sekitar 22,72% dari target realisasi tahun ini. Menurut dia, kendala belum tercapainya target realisasi karena suplai lebih rendah jika dibandingkan permintaan.

“Proses kami cepat dalam realisasi kredit. Namun pasokan rumah terbatas. Kami belum bisa akad kalau rumah belum jadi 100%. Dari Januari hingga April baru terealisasi 182 unit,” ujarnya.

Dwi mengatakan permintaan rumah cukup tinggi tapi lahan pembangunan terbatas. Menurut dia, saat ini pengembang terus mencari lokasi yang memungkinkan untuk dibangun rumah murah, tidak hanya dari segi harga tanah tapi juga sesuai aturan, tidak di lahan hijau.

“Dalam sehari, rata-rata ada sekitar 45 pengajuan KPR rumah subsidi yang dilayani di kantor cabang dan tujuh kantor cabang pembantu,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif