News
Kamis, 25 Mei 2017 - 15:30 WIB

Kutuk Bom Kampung Melayu, PGI Kritik Pengabaian Negara Atas Intoleransi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di lokasi ledakan yang diduga bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Sigid Kurniawan)

PGI menilai bom Kampung Melayu tak lepas dari abainya negara atas berkembangnya paham radikalisme dan intoleransi.

Solopos.com, JAKARTA — Pihak Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) merilis pernyataan terkait teror bom Kampung Melayu Jakarta. Dalam siaran pers yang diterima, Kamis (25/5/2017), Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow mengatakan teror bom Kampung Melayu Jakarta pada 24 Mei 2017 sangat memprihatinkan.

Advertisement

Hal ini, tambahnya, menambah panjang daftar teror bom yang dilakukan menjelang perayaan hari raya keagamaan. “Teror bom Kampung Melayu terjadi di malam ketika umat Kristen sedang mempersiapkan diri merayakan Kenaikan Kristus ke Sorga yang jatuh pada Kamis [25/5/2017]. Juga menjelang umat Islam memasuki Bulan Suci Ramadan,” ujarnya.

Jeirry mengatakan teror bom menjelang hari suci keagamaan ini adalah sebuah ironi. Sebab ketika umat beragama sedang mendamaikan, menyucikan hati, dan menyambut hari suci keagamaannya, pada saat yang sama juga, ada orang yang antidamai dan menyebar ketakutan di masyarakat.

“PGI menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban. Kiranya Tuhan memberi kekuatan bagi segenap keluarga yang ditinggalkan dalam menghadapi masa-masa sulit ini.”

Advertisement

Lebih lanjut dia menuturkan pihaknya menduga bom bunuh diri ini merupakan bagian dari rangkaian teror bom dan berbagai bentuk kekerasan lainnya yang terjadi selama ini. “Ini adalah cermin dari keseharian kita yang banal, di mana simbol-simbol agama telah dibajak oleh nafsu dan amarah.”

Di sisi lain, kata PGI, peristiwa ini juga tidak bisa dilepaskan dari abainya negara selama belasan tahun belakangan ini atas berkembangnya paham-paham radikalisme dan aksi-aksi intoleransi. Negara dinilai terlalu abai dengan munculnya ujaran-ujaran kebencian di ruang publik.

Selama belasan tahun, PGI menilai negara bahkan terkesan memfasilitasi bertumbuhnya kelompok-kelompok yang mengedepankan kekerasan dan pembunuhan atas nama agama. Dalam kaitan inilah PGI menghimbau kepada seluruh umat beragama, khususnya kepada warga gereja, marilah bahu membahu bersama seluruh elemen bangsa yang berkehendak baik untuk merawat dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, perdamaian dan persaudaraan.

Advertisement

Kepada pemerintah dan aparat kepolisian, PGI mengimbau untuk mengusut tuntas musibah ini dengan segala kewenangan yang dimiliki mengembalikan rasa aman dan tenteram masyarakat. “Kami juga mengimbau pemerintah untuk sedia dan mampu menindak segala bentuk ujaran kebencian dan penistaan terhadap nilai-nilai dan simbol-simbol negara, karena hal-hal sedemikianlah yang –antara lain– menjadi pintu masuk bagi paham dan aksi radikalisme dewasa ini.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif