News
Kamis, 25 Mei 2017 - 13:00 WIB

BOM KAMPUNG MELAYU : Terakhir Pulang ke Klaten untuk Nyadran, Bripda Gilang Lesu dan Pucat

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rohmad Sugiyarto, 44, paman almarhum Bripda Imam Gilang Adinata bersama foto Gilang di rumah duka Kampung Srago Gede RT 005/RW 007, Kelurahan Mojayan, Klaten Tengah, Klaten. (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bom Kampung Melayu memakan korban tiga anggota polisi, salah satunya Bripda Gilang.

Solopos.com, KLATEN — Keluarga Bripda Imam Gilang Adinata, 25, mengenang sosok anggota Subdit Gasum Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya itu sebagai orang supel alias mudah bergaul.

Advertisement

Semasa hidupnya, Gilang juga dikenal tidak suka mengonsumsi minuman keras dan tidak merokok.

Paman Gilang, Rohmad Sugiyarto, 44, saat ditemui wartawan di rumah duka, Kampung Srago Gede RT 005/RW 007, Kelurahan Mojayan, Klaten Tengah, Kamis (25/5/2017), mengaku kali terakhir bertemu Gilang sekitar lima hari lalu saat almarhum pulang untuk nyadran.

Dia menambahkan Gilang rutin nyadran setiap tahun menjelang Ramadan. Almarhum berziarah ke makam kakeknya. (baca: Keluarga di Klaten Berharap Bripda Gilang Khusnul Khotimah)

Advertisement

“Tapi pulang kali ini ini tampak lesu, pucat, dan tak bersemangat. Biasanya kalau pulang terus main ke rumah teman-temannya di sini. Temannya kan di sini semua,” beber Rohmad.

Gilang menjadi salah satu korban meninggal akibat ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jakarta, Jumat (24/5/2017) malam. Jenazah Gilang akan dimakamkan sore nanti sekitar pukul 16.00 WIB di kampung halamannya di Klaten.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif