Soloraya
Kamis, 25 Mei 2017 - 21:15 WIB

BOM KAMPUNG MELAYU : Penghormatan Terakhir untuk Briptu Gilang

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana pemakaman Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata di TPU Gedong, Srago Gede, Kelurahan Mojayan, Klaten Tengah, Klaten, Kamis (25/5/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bom Kampung Melayu, salah satu polisi korban ledakan bom dimakamkan di Klaten.

Solopos.com, KLATEN — Suara tembakan salvo menjelang Magrib mengiringi jenazah Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata ke liang peristirahatan terakhirnya di TPU Gedong, Srago Gede, RT 005/RW 007, Kelurahan Mojayan, Klaten Tengah, Klaten, Kamis (25/5/2017).

Advertisement

Selembar bendera merah putih menaungi liang lahat. Penghormatan terakhir untuk Briptu Gilang diikuti ratusan personel kepolisian eks Polwil Surakarta dan personel TNI. (Baca juga: Begini Kronologi Ledakan Bom di Kampung Melayu Jakarta)

Upacara yang dipimpin Kepala Biro SDM Polda Jateng Edy Mubowo itu dihadiri pula oleh Kapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana. Di luar tembok permakaman, ratusan warga berjajar menyaksikan pemakaman pria kelahiran Jakarta, 1 November 1992, itu.

Dalam apel persada disebutkan Gilang meninggal di rumah sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017) pukul 01.00 WIB. Ia menjadi korban insiden ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5/2017) malam.

Advertisement

Sebelumnya, jenazah mantan anggota Subdit Gasum Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya itu tiba di rumah duka sekitar pukul 16.45 WIB. Suara tangis pecah saat jenazah dikeluarkan dari ambulans menuju masjid kampung setempat untuk disalatkan.

Seusai disalatkan, keluarga menyerahkan jenazah Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata kepada perwakilan Polres Klaten untuk dikebumikan. Brigjen Pol Suntana mengatakan gugurnya anggota Polri harus dijadikan teladan bagi anggota dan masyarakat.

Peristiwa ini jangan sampai menimbulkan ketakutan, namun harus menjadi cambuk untuk melawan terorisme. “Gilang menjadi pahlawan dan teladan bagi kita. Jangan menjadikan kita lebih takut dalam melaksanakan tugas,” kata Suntana, saat ditemui wartawan seusai pemakaman.

Advertisement

Menurutnya, gugurnya Gilang menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan antara kepolisian, TNI, dan masyarakat dalam memberantas terorisme. “Kita bersama-sama masyarakat dan TNI, harus menghadapi orang-orang yang berniat menghancurkan kondisi bangsa negara. Kita tidak perlu takut pada terorisme,” ujar dia.

Rohmat Sugiarto, paman Gilang, mengatakan semasa hidup, Gilang dikenal supel, mudah bergaul, tidak suka mengonsumsi minuman keras, dan tidak merokok. Ia berharap Gilang khusnul khotimah karena meninggal dalam menjalankan tugas negara.

Kombes Pol Edy Murbowo mengatakan atas insiden itu institusi menaikkan pangkat setingkat lebih tinggi dari Brigadir Polisi Tingkat Dua (Bripda) menjadi Brigadir Polisi Tingkat Satu (Briptu).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif