News
Kamis, 25 Mei 2017 - 17:30 WIB

BOM KAMPUNG MELAYU : Cerita Jihan Tentang Sesuatu yang Terlontar ke Rambutnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di sekitar lokasi ledakan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017). (@TMCPoldaMetro)

Bom Kampung Melayu menyisakan cerita mengerikan yang dialami oleh Jihan, mahasiswi yang menjadi salah satu korban.

Solopos.com, JAKARTA — Jihan Audria, 19, mahasiswi tak pernah menyangka menjadi salah satu korban luka akibat ledakan bom di toilet umum samping Halte Transjakarta, dekat Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam. Setelah selamat dari teror itu, Jihan menyadari betapa mengerikan kejadian itu.

Advertisement

Sekitar pukul 21.00 WIB, bersama dua rekannya baru saja melangkahkan kaki keluar dari halte Transjakarta Kampung Melayu, Jakarta Timur. Mereka bersiap menyeberang jalan dan berganti moda transportasi menuju rumahnya di kawasan jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur.

“Pukul 21.00 WIB itu lagi keluar halte Kampung Melayu. Mau menyebrang. Waktu itu habis perjalanan dari Ancol mau pulang. Pas nengok kiri halte, ada yang jaga di sana, polisi-polisi,” tutur Jihan di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017).

Advertisement

“Pukul 21.00 WIB itu lagi keluar halte Kampung Melayu. Mau menyebrang. Waktu itu habis perjalanan dari Ancol mau pulang. Pas nengok kiri halte, ada yang jaga di sana, polisi-polisi,” tutur Jihan di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017).

Tiba-tiba terdengar ledakan tak jauh dari halte dan membuat panik Jihan dan dua rekannya. Seketika mereka berlari menjauhi lokasi kejadian. Beberapa saat kemudian, Jihan baru menyadari bagian kepala, tepat di sebelah atas telinga kirinya bengkak.

“Tiba-tiba ada bom meledak di situ. Langsung kabur dari situ. Kepala benjol gitu kena sesuatu sepertinya. Enggak tahu apa,” kata mahasiswi jurusan akuntansi di sekolah tinggi ilmu ekonomi di Matraman itu.

Advertisement

Tiba di rumah, Jihan langsung menghubungi kedua orang tuanya yang saat itu sedang ada keperluan di suatu tempat. “Pertama sampai rumah, mama sama ayah lagi enggak ada. Ya udah aku langsung telpon mereka. Ayah datang langsung dibawa ke IGD [RS Hermina Jatinegara],” ujar Jihan.

Tiba di IGD, Jihan yang dalam kondisi sadar mengaku mendapat perawatan medis dari pihak berwenang. Kala itu dia melihat lengan baju dan rambutnya terkena percikan darah.

Dokter lalu membersihkan darah di baju Jihan dan membuka ikatan rambutnya. Saat itulah Jihan baru menyadari, tak hanya darah tetapi ada beberapa potongan kecil daging ikut menempel di rambutnya. “Rambut lagi dikuncir. Dokter membuka ikatan rambut, karena [ada bagian tubuh] mau di-rontgen. Ternyata ada daging dan darah menempel,” kata dia.

Advertisement

Setelaj mendapat perawatan, Jihan sempat melihat tiga orang yang dia yakini sebagai korban bom juga mendapatkan perawatan namun di ruang berbeda. “Aku sadar saat itu. Kata dokter enggak apa-apa, hanya bengkak. Ngeliat tiga orang lagi. Beda ruangan. Ada yang luka di punggung, bibir dan kaki,” tutur sulung dari dua bersaudara itu.

Saat ini, dia masih mengaku takut dan ngeri bila mengingat kejadian semalam. Dua rekannya, menurut dia, bahkan tak berani keluar rumah, atau naik Transjakarta. “Teman-teman masih trauma, Zahra dan Icha takut keluar rumah,” kata dia menyudahi wawancara.

Selain Jihan, tiga orang korban luka yang mendapat perawatan di RS Hermina yakni Damai R. Sihalono, dan dua petugas kepolisian berpangkat Bripda. Jihan dan Damai akhirnya dibawa pihak keluarga pada Kamis pagi. Sementara dua lainnya, dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto (RS Polri) sekitar pukul 03.00 WIB.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif