Soloraya
Rabu, 24 Mei 2017 - 13:45 WIB

Umat Beragama di Indonesia Dinilai Paling Toleran

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Kelompok Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Nassarudin Umar, membuka dialog lintas agama dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme se-Wilayah Jawa Tengah, di Alana Hotel and Convention Center Solo, Rabu (24/5/2017). (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Dialog lintas agama untuk mencegah paham radikal terorisme digelar di Solo.

Solopos.com, SOLO — Kelompok Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Nassarudin Umar, mengungkapkan umat beragama di Indonesia sebagai masyarakat yang paling toleran dalam hal keagamaan di Indonesia.

Advertisement

Hal itu disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal dalam dialog lintas agama dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme se-Wilayah Jawa Tengah, di Alana Hotel and Convention Center Solo, Rabu (24/5/2017).

“Semakin dalam kita mendalami agama kita, maka semakin tinggi toleransi kita satu sama lain. Di negara-negara Timur Tengah jarang ada dialog semacam ini. Alhamdulillah, di negara kita ini ramai kalau soal diskusi ini,” ungkap dia.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah umat Islam paling besar di dunia. Namun demikian, di sinilah sebagai negara yang paling toleran terhadap umat beragama. Kenyataan inilah yang mencegah sekaligus menggugurkan asumsi bahwa Islam itu adalah negara teroris yang mengandung unsur kekerasan.

Advertisement

Siapa pun yang ingin belajar kesetaraan gender, demokrasi, dan toleransi beragama maka datanglah ke Indonesia. Ia bercerita beberapa bulan lalu sempat diundang menghadari acara keagamaan di Gedung Putih Amerika Serikat, pertanyaan yang muncul adalah mengapa anggota ISIS di Indonesia paling sedikit padahal umat Islam di negara ini paling banyak di dunia.

“Mereka heran mengapa ini bisa terjadi di Indonesia. Maka dari itu, siapapun yang ingin belajar soal penanggulangan terorisme belajarlah ke indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Sujatmiko, mengatakan dialog semacam ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah paham radikal terorisme di Indonesia. Dalam hal ini ada dua strategi yang digalakkan BNPT, yakni cara kontra radikalisasi dan deradikalisasi.

Advertisement

“Kontra radikalisasi salah satunya adalah menggelar dialog lintas agama seperti ini. Sedangkan deradikalisasi berupa pembinaan kepada narapidana terorisme, mantan narapidana terorisme, keluarga, serta jaringan,” terangnya.

 

Advertisement
Kata Kunci : BNPT Dialog Lintas Agama
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif