Soloraya
Rabu, 24 Mei 2017 - 19:00 WIB

Telaga Biru & Watu Payung, Wisata Unik Perbatasan Sukoharjo-Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesona Telaga Biru di Dusun Ngemplak, Desa Candirejo, Semin, Gunung Kidul. (Mariyana Ricky/JIBi/Solopos)

Wisata di daerah perbatasan Sukoharjo-Gunungkidul layak dikunjungi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Enggan beranjak dari sekitaran Kecamatan Weru dan Tawangsari Sukoharjo, perjalanan wisata di akhiri di Telaga Biru dan Watu Payung.

Advertisement

Meskipun secara administratif dua objek wisata itu berada di Kabupaten Gunung Kidul, namun lokasinya hanya sepelemparan batu dari Kali Ongko 8 dan Gunung Taruwongso, Sukoharjo.

Suasana Bukit Watu Payung Gunung Kidul menjelang senja. (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Telaga Biru terletak di Dusun Ngemplak, Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Gunung Kidul. Objek wisata ini sebenarnya bukan sepenuhnya kreasi alam, namun buatan manusia. Bekas tambang batu kapur yang menggerus bukit menciptakan kubangan-kubangan sedalam 4-5 meter. Saat musim penghujan, kubangan ini menampung air dalam jumlah besar.

Advertisement

Batu kapur yang bercampur asamnya air hujan mengubah warna bening menjadi kehijauan. Semburat biru juga sesekali tampak saat memantulkan warna langit. Pengelola Telaga Biru, Ketua Karang Taruna Rukun Agawe Santoso Desa Candirejo, Sigit Prasetyo menyebut Telaga Biru adalah objek wisata musiman.

Saat musim kemarau, air yang semula berlimpah perlahan menyusut. Telaga lantas kering yang menyisakan beberapa kubangan berair. “Kami mulai menaikkan potensi Telaga Biru sejak Februari kemarin. Tidak disangka responnya sangat luar biasa. Kami kebanjiran pengunjung, bahkan dari luar negeri. Karena musiman, kami tak menarik tiket masuk, hanya karcis parkir,” kata dia, Selasa (2/8/2017).

Video: Telaga Biru di Bukit Kapur

Advertisement

Guna melengkapi eksotisme Telaga Biru, pihaknya membangun objek wisata baru di bukit sekitarnya. Bukit yang diberi nama Watu Payung itu diharapkan dapat menjadi pengobat saat Telaga Biru kering di musim kemarau.

“Pada puncak Watu Payung terdapat batu yang bentuknya seperti payung. Di puncak itu pula kami membangun gazebo dan gardu pandang. Pemandangan Jogja dan Gunung Kidul tampak jelas dari Bukit Watu Payung,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif