News
Rabu, 24 Mei 2017 - 13:00 WIB

Polisi Pastikan Pemuda Keturunan Libya Pelaku Tunggal Bom Manchester

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di sekitar Manchester Arena, lokasi konser Ariana Grande, yang diwarnai ledakan yang menewaskan 19 orang, Senin (22/5/2017) malam waktu setempat. (Reuters)

Polisi telah menemukan pelaku pengeboman di konser Ariana Grande.

Solopos.com, JAKARTA — Kepolisian di Inggris memastikan Salman Ramadan Abedi sebagai pelaku tunggal bom bunuh diri pada ujung konser penyanyi Ariana Grande di Manchester Arena yang menewaskan 22 orang dan melukai 59 orang lainnya.

Advertisement

Pria berusia 22 tahun itu adalah warga kota Manchester keturunan Libya. Menurut polisi, seperti dilansir The Guardian, Rabu (24/5/2017), Abedi sama sekali tidak pernah masuk incaran investigasi karena tidak pernah dikategorikan berbahaya. (baca: 19 Tewas dalam Ledakan di Manchester Arena, Ariana Grande Selamat)

Polisi tengah menyelidiki apakah dia bekerja sendiri atau menjadi bagian dari jejaring yang lebih luas yang membantunya melakukan serangan bom bunuh diri itu. Latar belakang Abedi mirip dengan pelaku serangan Westminister beberapa waktu sebelumnya, Khalid Masood.

Kendati ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Manchester Arena, polisi tidak memiliki bukti yang mendukung klaim ISIS. Bahkan sebelum nama Abedi diumumkan, beberapa warga anggota komunitas Libya di Manchester selatan sempat berandai-andai pelaku bom bunuh diri itu adalah anggota komunitas mereka.

Advertisement

Mereka bahkan menduga mungkin pelakunya salah seorang dari kelompok pemuda yang pernah berperang di Libya dalam revolusi 2011 karena dilatarbelakangi trauma dan kemarahan.

Perkiraan mereka salah karena pelakunya justru Abedi yang dilahirkan di Inggris dan tidak pernah ke Libya. Yang lebih mengejutkan warga komunitas Libya di Manchester itu adalah Abedi ternyata pemuda yang saleh dan sangat menghormati orang tuanya.

“Salman? Saya sungguh heran. Dia anak yang pendiam, sangat menghormati saya. Abangnya Ismail anak yang ramah, sebaliknya Salman sangat pendiam. Tak menyangka orang seperti dia telah melakukan hal semacam ini,” kata seorang warga komunitas Libya di Manchester.

Advertisement

“Tidak mungkin [Salman Abedi] teradikalisasi di Tripoli. Pasti itu terjadi di sini [Manchester]. Pasti ada orang yang memengaruhinya,” tutup warga komunitas Libya itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif