News
Selasa, 23 Mei 2017 - 09:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Jual Beli Jabatan: 1 Tahun, Hartini Raup Rp13 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Selasa, 25 Mei 2017.

Halaman utama Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (23/5/2017), mengungkap tentang kasus korupsi Bupati nonaktif Klaten, Sri Hartini.

Solopos.com, SOLO – Bupati nonaktif Klaten, Sri Hartini menjalani sidang perdana kasus korupsi jual beli jabatan, Senin (22/5/2017). Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa Hartini menerima sekitar Rp13 miliar dari gratifikasi dan jual beli jabatan.

Advertisement

Ada 148 kepala desa di Klaten yang memberi uang hadiah atau gratifikasi kepada Hartini. Uang yang diterima Hartini diketahui berasal dari dana APBD 2016 dan APBD 2017.

Berita mengenai sidang kasus jual beli jabatan ini menjadi salah satu berita di halaman utama Harian Umum Solopos, Selasa (23/5/2017). Selain itu juga ada berita tentang pembangunan dua flyover secara bersamaan diperdiksi akan menimbulkan kemacetan hebat dan berita tentang tukang cuci piring yang kini jadi juru masak presiden.

Simak cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos edisi Selasa 23 Mei 2017;

Advertisement

JUAL BELI JABATAN: 1 Tahun, Hartini Raup Rp13 Miliar

Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa Bupati nonaktif Klaten Sri Hartini menerima sekitar Rp13 miliar dari gratifikasi dan praktik jual-beli jabatan.

Hartini yang belum genap satu tahun menjadi Bupati Klaten itu didakwa menerima suap jual beli jabatan Rp2,9 miliar dan gratifikasi hingga Rp9.167.550.000. Pembacaan dakwaan dilakukan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, Senin (22/5).

”Ada 148 kepala desa di Klaten yang memberi uang hadiah atau gratifikasi kepada terdakwa. Uang yang diberikan itu berasal dari dana APBD 2016 dan APBD 2017. Jumlahnya macam-macam mulai dari Rp7,5 juta-Rp30 juta,” ujar jaksa dari KPK, Afni Carolina, kepada wartawan seusai sidang.

Advertisement

Jaksa juga mendakwa Hartini telah menerima gratifikasi dari 34 guru dan kepala sekolah. Para guru dan kepala sekolah itu memberikan uang hadiah kepada Bupati Klaten agar dimudahkan dalam urusan promosi jabatan maupun mutasi.

Selain pemberian yang berkaitan dengan pengisian jabatan kepala sekolah dan bantuan dana desa itu, terdakwa juga didakwa menerima gratifikasi yang berkaitan dengan pengisian jabatan di PDAM Klaten. ”Kalau ditotal nilai korupsi yang dilakukan terdakwa, baik gratifikasi maupun jual beli jabatan, besarnya mencapai Rp13 miliar lebih,” tutur Afni.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

MANAJEMEN TRANSPORTASI: 2 Flyover Dibangun, Bersiap Hadapi Macet

Advertisement

Proyek pembangunan jalan layang (flyover) Manahan dan flyoverPurwosari yang akan dilakukan secara bersamaan diprediksi menimbulkan kemacetan hebat di berbagai wilayah di Solo.

Pengamat transportasi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Syafi’i, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo harus mengantisipasi dampak pembangunan dua flyover yang dibiayai pemerintah pusat tersebut. Dia menilai pembangunan flyover Manahan akan memberi dampak cukup besar dalam arus lalu lintas di Solo. Kemacetan diprediksi akan kian menjadi-jadi bila pembangunan flyover Purwosari dikerjakan secara bersamaan.

”Proyek tersebut berada di jalan utama, terlebih flyover Purwosari. Dampak pembangunan akan menjadi sangat luar biasa. Jarak antara dua lokasi proyek juga berdekatan,” kata Syafi’i kepada Espos, Senin (22/5).

Dia menyarankan Dinas Perhubungan (Dishub) Solo mengantisipasi dampak kemacetan secara menyeluruh, tidak sebatas kawasan Manahan dan Purwosari. Kepala Program Studi S2 Teknik Sipil UNS tersebut mengatakan pergerakan masyarakat harus bisa dikendalikan.

Advertisement

”Perlu penanganan yang secara sistematis. Artinya jangan meninjau hanya di lokasi proyek, tapi bisa melihat dampak di wilayah sekitar lebih luas, termasuk sampai jalan kampung,” terang dia.

Syafi’i menyatakan Dishub perlu melakukan simulasi dampak pembangunan flyover Manahan dan Purwosari. Dari simulasi tersebut, Dishub nantinya bisa menentukan estimasi penerapan menajemen dan rekayasa lalu lintas yang bisa diberlakukan terutama selama pelaksanaan proyek pembangunan.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

KISAH INSPIRATIF: Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Juru Masak Presiden

Nama saya Tri Supriharjo. Asal Palur, Ngringo, Karang-anyar, Solo.” Kalimat itu menjadi pembuka video berjudul Cerita dari Dapur Presidenyang diunggah Presiden Jokowi di akun Youtubenya, Sabtu (20/5).

Dalam video berdurasi tiga menit 22 detik itu, Tri Supriharjo yang merupakan juru masak Presiden berkisah tentang berbagai menu makanan yang dihidangkan kepada Jokowi. Di akhir video, Tri berkisah tentang dirinya yang belum pernah dikomplain atau dimarahi Jokowi soal urusan makanan selama empat tahun terakhir.

Advertisement

Tidak banyak warga Ngringo yang mengetahui tetangga mereka menjadi juru masak khusus Presiden. Tri dan keluarganya tinggal di Banaran RT 005/RW 007 Ngringo, Jaten, Karanganyar. ”Kalau saya pribadi sudah tahu kalau Pak Tri ini bekerja sebagai juru masak di istana. Tapi, Pak Bayan belum mengetahuinya,” ujar seorang tokoh masyarakat Banaran, Yoyok, saat ditemui Espos, Senin (22/5).

Rumah milik pasangan Tri Supriharjo dan Maria Winarni berada di permukiman padat pen-duduk. Untuk memasuki rumah yang di dalamnya terdapat foto Jokowi beserta keluarga Tri itu, Esposharus memasuki gang sempit selebar kurang lebih satu hingga satu setengah meter.

Tri yang merupakan lulusan SMK jurusan pembangunan di Prambanan, Klaten itu sejatinya tak pernah menimba ilmu di pendidikan formal sebagai seorang juru masak. Tri belajar secara autodidak untuk menjadi seorang juru masak. Menikahi wanita pujaan hatinya, Maria Winarni, 53, pada 1986, Tri awalnya bekerja sebagai tukang mencuci piring di Hotel Solo Inn.

Kesukaan Tri meracik masakan terpantau manajemen Hotel Solo Inn. Tri akhirnya diberi kepercayaan sebagai koki di Hotel Solo Inn. Tri pun memperdalam ilmunya tentang meramu berbagai masakan di hotel itu. Manajemen hotel pun memanggil seorang koki andal untuk mengajari Tri memasak aneka makanan.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif