Jateng
Selasa, 23 Mei 2017 - 22:50 WIB

PENIMBUNAN GULA : Gula Tanpa SNI Bikinan Pabrik Asuhan Bulog

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi menata karung-karung gula kristal putih merek Gendhis produksi PT GMM Blora tanpa SNI barang bukti kasus penimbunan oleh spekulan di Kota Semarang, Jateng, Selasa (23/5/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Penimbunan gula di Kendal mula-mula dipersoalkan Kantor Berita Antara karena karungnya tak bertanda SNI.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Djarod Padakova, Selasa (23/5/2017), mengemukakan di hadapan insan pers di Kota Semarang tentang keberhasilan Tim Satgas Mafia Pangan Direktrorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng membongkar penimbunan 39 ton gula pasir yang tak memenuni Standar Nasional Indonesia (SNI).

Advertisement

Ke-39 ton gula kristal putih merek Gendhis tanpa bersertifikat SNI itu, menurut Djarod Padakova sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, ditimbun di sebuah gudang pabrik kayu lapis di Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng). Gula bermerek Gendhis produksi PT Gendhis Multi Manis (GMM) Blora.

Pabrik Gula (PG) Gendhis Multi Manis (GMM) Blora itu, sebagaimana diekspose Antara, dikelola Perum Bulog. Pada 2017, pabrik gula itu mengklaim siap memproduksi 42.000 ton gula. Produksi gula yang di Kendal dipersoalkan SNI-nya itu, diklaim sebagai wujud kontribusi PG GMM terhadap peningkatan produksi gula nasional.

Lebih lanjut, General Manager PT GMM Bambang Subekti yang dikutip Antara saat menerima rombongan Press Tour Bulog 2017 di Blora, Jateng, Selasa, mengatakan saat ini melakukan kerja sama dengan petani tebu guna menjamin pasokan tebu dari petani berjalan lancar, antara lain dengan koperasi santri di Blora, Koperasi Petani Tebu Rakyat Mandiri Tebu. Total areal kerja sama itu seluas 3.000 ha.

Advertisement

Menurut Bambang, PG GMM menargetkan rendemen gula bisa menembus dua digit atau di atas 10% pada 2018 karena rendemen gula yang kini masih dipersoalkan SNI-nya oleh aparat Polda Jateng baru mencapai 8%. Pihaknya optimis dengan teknologi yang diterapkan PG GMM, angka rendemen dua digit itu bisa tercapai.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif