Jateng
Senin, 22 Mei 2017 - 06:50 WIB

Industri Terhambat Terbatasnya Infrastruktur, Ini Saran BI Jateng…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan jalan (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Industri di Jateng, menurut BI setempat, masih terhambat keterbatasan infrastruktur.

Semarangpos.com, SEMARANG — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Tengah menyatakan sektor industri di Jawa Tengah masih menghadapi sejumlah kendala untuk dapat berkembang. “Terutama untuk industri olahan karena selama ini perekonomian Jawa Tengah masih ditopang oleh industri pengolahan dengan pangsa di atas 30%,” kata Kepala BI Kanwil Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo di Semarang, Kamis (18/5/2017).

Advertisement

Dia mengatakan jika dilihat selama tujuh tahun terakhir, pertumbuhan industri pengolahan mengalami perlambatan. Menurut dia, daya saing Indonesia yang tergambar dari Global Competitiveness Index pada 2016 mengalami penurunan, yaitu dari posisi ke-34, turun menjadi peringkat ke-37. Salah satu penyebab penurunan peringkat tersebut, katanya adalah menurunnya penilaian terhadap komponen kebutuhan dasar berupa infrastruktur yang merosot enam peringkat.

Ponco mengatakan hal itu disebabkan hampir seluruh komponen penilaian mengalami penurunan, yaitu berupa jalan, jalur kereta, pelabuhan, bandar udara, dan ketersediaan listrik. Dibandingkan dengan negara di kawasan ASEAN, Singapura menempati posisi tinggi, yaitu peringkat ke-2, diikuti Malaysia peringkat ke-18, dan Thailand peringkat ke-32. Meski kalah dari ketiga negara tersebut, posisi Indonesia masih lebih unggul dibandingkan dengan Filipina yang di posisi ke-47 dan Vietnam peringkat ke-56.

Terkait dengan hal itu, pihaknya memberikan rekomendasi agar sektor industri dapat berkembang dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian di Jawa Tengah. Ponco mengatakan salah satu yang harus dilakukan adalah pada aspek infrastruktur fisik, dapat dilakukan sejumlah hal pada jangka pendek, yaitu meningkatkan alokasi anggaran belanja modal pemda dalam pembangunan infrastruktur fisik, mempercepat proses deregulasi perizinan swasta, khususnya dalam penyediaan infrastruktur jalan dan energi di daerah, serta mendorong penurunan biaya energi pada IKM unggulan.

Advertisement

Dalam jangka menengah dan panjang, katanya, dapat dilakukan sejumlah langkah, di antaranya mendorong joint investment pemerintah dengan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur fisik. “Selain itu adalah dengan mendorong kerja sama perusahaan BUMN dan perusahaan swasta dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan dan bandara di daerah industri baru,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif