Soloraya
Senin, 22 Mei 2017 - 02:00 WIB

Gelar Lomba Tari di Boyolali, Oskadon Berkomitmen Lestarikan Tradisi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswi setingkat SMA/ SMK di Boyolali mengikuti lomba tari bertema Lestari Budaya Oskadon di lapangan Kecamatan Simo, Jumat (19/5/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Oskadon menggelar acara budaya di Simo, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Oskadon menggelar acara budaya di Simo, Boyolali, Jumat (19/5/2017) sore hingga Sabtu (20/5/2017) pagi. Acara tersebut berupa lomba tari tradisi dan gelaran wayang kulit semalam suntuk.

Advertisement

Empat gadis itu melenggak-lenggok di panggung dengan lincah. Sesekali selendangnya dikibaskan mengikuti irama musik yang terdengar ceria. Meski berkain kebaya tradisional, namun tarian yang dibawakan para siswi SMAN 1 Nogosari itu cukup luwes dan sukses mengundang tepuk tangan para penonton yang menyemut di pelataran Kantor Kecamatan Simo, Boyolali.

“Ini namanya Tari Denok. Sesuai namanya, Tari Denok mengisahkan gadis-gadis remaja yang sedang tumbuh bermekaran. Makanya, tarian ini sangat ceria,” ujar Nurdiana, pembina empat siswi itu saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (19/5/2017).

Advertisement

“Ini namanya Tari Denok. Sesuai namanya, Tari Denok mengisahkan gadis-gadis remaja yang sedang tumbuh bermekaran. Makanya, tarian ini sangat ceria,” ujar Nurdiana, pembina empat siswi itu saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (19/5/2017).

Sore itu, warga dan para pecinta seni tari tradisional memadati lapangan Kantor Kecamatan Simo. Sebuah panggung dengan latar kain putih dan deretan wayang menghadap jalan raya. Alunan musik tradisional dan rancak gamelan terdengar mengalun. Di sana, sepuluh kelompok tari tradisional unjuk gigi secara bergantian.

Ada yang membawakan Tari Gambyong, Tari Manipuri, Tari Abyor, Sekar Melati, ada pula tarian kreasi Denok yang dibawakan empat siswi kelas X SMAN 1 Nogosari itu.

Advertisement

Nurdiana mengaku melakukan sejumlah modifikasi terhadap Tari Denok. Hal itu dilakukan semata-mata agar tari tradisional tetap bisa menemukan konteksnya di tengah kemajuan zaman. Dan selama bertahun-tahun mengajar seni tari, Nurdiana sudah tak terhitung melakukan sejumlah modofikasi tarian demi kelestarian tarian Nusantara.

“Sudah tak terhitung seberapa banyak kami membawakan tarian. Sehingga, penampilan pada sore ini, kami hanya butuh waktu dua hari saja untuk persiapan,” ujarnya.

Kesuksesan acara itu tak terlepas dari kegigihan perusahaan obat sakit kepala, Oskadon dalam mendukungnya. Manajer Produk Oskadon, Eka Nur Martianto, mengatakan kegiatan bertema Lestari Budaya Oskadon itu lahir sebagai bentuk komitmennya untuk melestarikan budaya Nusantara.

Advertisement

“Sebelum lomba seni tari ini, kami juga keliling ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Ini bagian dari komitmen kami dalam mengajak generasi muda agar mencintai dan melestarikan budaya Nusantara,” terangnya.

Sejarah Oskadon, kata Eka, tumbuh dan berkembang dari rakyat lapisan bawah. Rakyat kelas bawah inilah yang menurut Eka sangat berjasa besar dalam menjaga tradisi Nusantara melalui seni tari. “Makanya, sudah menjadi kewajiban kami untuk selalu mendekat kepada rakyat. Dan rakyat itu sangat dekat dengan kebudayaan,” tambahnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif