Soloraya
Minggu, 21 Mei 2017 - 13:35 WIB

KISAH INSPIRATIF : Siswi dari Keluarga Kurang Mampu di Boyolali Raih Penghargaan di Amerika

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelajar Kelas XII SMAN 1 Teras, Boyolali, Latifah Mar’atun Solihah (dua dari kiri), berfoto dengan bendera Merah Putih seusai menerima dua penghargaan di Los Angeles, Calofornia, Amerika Serikat, Sabtu (20/5/2017). (Istimewa)

Kisah inspiratif, seorang siswa dari keluarga kurang mampu di Boyolali meraih dua penghargaan di Amerika.

Solopos.com, BOYOLALI — Pelajar Kelas XII SMAN 1 Teras, Boyolali, Latifah Mar’atun Solihah, meraih dua penghargaan sekaligus dalam kompetisi bergengsi International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Los Angeles, Calofornia, Amerika Serikat, Sabtu (20/5/2017).

Advertisement

Torehan prestasi siswa dari keluarga kurang mampu itu menjadi kado terindah Bangsa Indonesia di Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu, Latifah mengusung riset berjudul Anak-Anak Terbuang: Studi tentang Sikap Masyarakat terhadap ODHA/AIDS dalam ajang tersebut.

Riset itu meraih Grand Award dan Special Award di ajang kompetisi yang diikuti 1.787 peserta dari 78 negara itu. Selain Latifah, ada juga dua siswa lainnya dari Indonesia yang meraih Special Award, masing-masing dari SMAN 1 Jogja dan SMAN Bali.

Advertisement

Riset itu meraih Grand Award dan Special Award di ajang kompetisi yang diikuti 1.787 peserta dari 78 negara itu. Selain Latifah, ada juga dua siswa lainnya dari Indonesia yang meraih Special Award, masing-masing dari SMAN 1 Jogja dan SMAN Bali.

“Ada 20 bidang riset yang dilombakan. Latifah meraih dua penghargaan sekaligus di bidang social behavior,” ujar Kunto Susatyawan, guru pembimbing Latifah.

Kunto mengaku sangat terkejut atas kemenangan Latifah. Latifah bukanlah peserta yang dari awal dijagokan untuk ikut kompetisi ke LA oleh tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Advertisement

“Makanya, penghargaan ini sangat di luar dugaan. Kami berdua sampai tak kuat menahan tangis karena mengingat perjuangan kami yang berat dari awal,” kata pria yang ikut mengantar Latifah ke LA itu.

Latifah sempat nyaris gagal ke LA karena kendala biaya. Sekolahnya sempat mewacanakan untuk menggelar saweran demi memberikan jalan Latifah ke LA.

Tak hanya itu, orang tua Latifah juga sempat menjual dua ekor sapi di rumahnya demi sang buah hatinya. Bupati Boyolali Seno Samodro yang mendengar kabar itu juga bergegas merespons.

Advertisement

Bupati langsung mengucurkan dana senilai Rp100 juta untuk biaya akomodasi pulang pergi Latifah bersama guru pembimbingnya. Latifah tercatat sebagai siswa berotak encer, meski perekonomian orang tuanya pas-pasan.

Ayah Latifah, Saryono, hanya buruh tani lepas. Ibunya, Siti Fatimah, buruh pabrik konfeksi di Teras. Selama sekolah di SMAN 1 Teras, siswi asal Desa Nepen, Teras, tak pernah absen meraih beasiswa berprestasi.

“Besok [Minggu, 21/5/2017] kami pulang ke Tanah Air bersama Menteri Pendidikan,” ujar Kunto.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif