Jogja
Minggu, 21 Mei 2017 - 11:22 WIB

EKONOMI KREATIF : Wow, Pembalut dari Kain Perca

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dwi Hartini menunjukkan pembalut yang ia ciptakan dari kain perca. (dok/Dwi Hartini)

Ekonomi kreatif berikut mengenai pemanfaatan limbah

Harianjogja.com, JOGJA — Kain perca dapat dikreasikan menjadi beragam jenis kerajinan. Bahkan perca juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan pembuat pembalut.

Advertisement

Di tangan Dwi Hartini, kain perca yang tak lagi dipakai bisa diubahnya menjadi pembalut yang setiap saat dibutuhkan kaum wanita. Ia mengakui, sudah banyak produk pembalut kain yang ada di Indonesia tetapi ia melihat sepertinya pembalut perca belum ada di Jogja.

Tak sembarang kain perca yang ia gunakan agar pembalut yang ia ciptakan tetap menimbulkan rasa nyaman pada penggunanya. Kain perca yang dipilih tetap yan masih berkualitas, seperti bahan handuk, katun, dan bahan kaus. Ia juga menyematkan lapisan antibocor di dalamnya layaknya pembalut yang dikomersilkan.

“Motifnya bisa by request dan tidak mempengaruhi harga,” kata perempuan asal Pakualaman yang membuka bisnis Dwi Karya Indah Fashion ini pada Harianjogja.com, Jumat (19/5/2017).

Advertisement

Ia mengatakan, bagi anak muda zaman sekarang, pembalut kain memang terasa aneh. Namun bagi para orang tua yang sudah berusia lebih dari 40 tahun, mereka sudah pernah mengalami zaman pembalut kain saat mudanya sehingga tak lagi merasa asing.

Hal itu pun ternyata menjadi pengaruh terhadap pasar pembalut kain ini. “Yang pesan banyak yang sudah berumur, yang mereka dulu pernah mengalami pakai itu [pembalut kain]. Mereka juga yang mungkin iritasi pakai pembalut seperti sekarang,” tuturnya.

Pembalut kain perca ini berukuran panjang 23 cm. Penggunaannya bisa berkali-kali sehingga tidak seperti pembalut kapas yang hanya sekali pakai. Intinya, kata Dwi, pembalut kain bisa dicuci dan tingkat kebersihannya sangat tergantung pada penggunanya.

Advertisement

Pembalut yang diberi merek Nania Sofly ini dijual Rp75.000 isi enam biji. Pemasaran selama ini sebatas dari mulut ke mulut. Rencananya, ia akan merambah via online agar pemasaran semakin luas.

Advertisement
Kata Kunci : Ekonomi Kreatif
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif