Jogja
Sabtu, 20 Mei 2017 - 12:22 WIB

DEMAM BERDARAH BANTUL : Memastikan Pasien Positif DBD Perlu KDRS

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas menunjukkan stok darah di UTD PMI Kabupaten Madiun, Sabtu (23/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Demam berdarah Bantul jumlah pasien masih bertambah.

Harianjogja.com, BANTUL — Kendati sudah bukan masa siklus lima tahunan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bantul masih saja terjadi.

Advertisement

Baca Juga : DEMAM BERDARAH BANTUL : 5 Bulan, 2 Pasien Meninggal

Disinggung mengenai kekhawatiran warga dengan penyebaran nyamuk hingga ada yang terindikasi DBD, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Pramudi Darmawan, memastikan positif DBD harus dibuktikan dengan adanya surat kewaspadaan dini rumah sakit (KDRS). Bilamana ada yang terdiagnosa DBD melalui KDRS itu langsung dilaporkan ke dinas untuk dilakukan langkah penanggulangan.

“Kami belum berani memastikan kalau tanpa disertai KDRS,” ungkapnya, Jumat (19/5/2017).

Advertisement

Terpisah, Hardiana, warga RT 6 Dusun Rejosari, Desa Srimartani, Piyungan menyampaikan, kasus DBD di daerahnya mulai muncul sejak Januari lalu. Setelah nihil sebulan, kasus itu mulai muncul kembali pada Maret-Mei.

Setidaknya lebih dari sepuluh warga yang terjangkit DBD. Diakuinya, pihak Puskesmas sempat melakukan fogging, namun hal itu ternyata tak begitu berpengaruh.

“Awalnya itu di RT 6 ada yang kena terus mrentek-mrentek [menyebar], sampai kemarin itu usum tilikan [musim besuk],” ucapnya.

Advertisement

Hardiana menambahkan, warga yang terjangkit DBD itu pun dilarikan di beberapa lokasi pelayanan kesehatan, mulai dari Puskesmas Piyungan, RSUD Prambanan, Sleman maupun RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sedangkan upaya untuk memutus mata rantai penyebaran nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD itu pun, diakuinya, dilakukan dengan memaksimalkan kegiatan juru pemantau jentik (jumantik) di tiap rumah warga. Hasil kegiatan itu dia mencontohkan yang dilakukan di 38 rumah yang warganya ada yang terserang DBD, jentik justru tidak ditemukan.

“Tanggal 14 Mei lalu itu kami lakukan gerakan PSN di semua RT,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif