News
Jumat, 19 Mei 2017 - 11:00 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Anak Guru Dapat Poin Tambahan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soloraya hari ini edisi Jumat 19 Mei 2017

Berita halaman soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (19/5/2017), mengabarkan tentang anak guru yang mendaftar di sekolah negeri mendapat poin tambahan.

Solopos.com, SOLO – Berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN dan SMKN Provinsi Jawa Tengah 2017/2018 yang diterbitkan Pemprov Jateng, ada poin tambahan untuk anak guru yang mendaftar ke sekolah negeri.

Advertisement

Juknis itu secara detail mengatur lulusan SMP sederajat yang merupakan anak guru SMA/SMK mendapat nilai tambahan jika mendaftarkan diri menjadi peserta didik baru di SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah.

Berita mengenai poin tambahan bagi anak guru yang mendaftar sekolah negeri itu menjadi berita di halaman Soloraya, Harian Umum Solopos, Jumat (19/5/2017). Selain itu ada juga liputan tentang “Menara Eiffel” di Desa Samiran, Selo, Boyolali, ada juga berita lakalantas yang menimpa dua saudara sepupu, dan berita kekerasan sekolah yang terjadi di Sragen.

Simak cuplikan berita halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat 19 Mei 2017;

Advertisement

PENERIMAAN SISWA BARU: Anak Guru Dapat Tambahan 2 Poin

Lulusan SMP sederajat yang merupakan anak guru SMA/SMK mendapat tambahan nilai jika mendaftarkan diri menjadi peserta didik baru di SMA/SMK negeri di Jawa Tengah.

Hal itu berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN dan SMKN Provinsi Jawa Tengah 2017/2018 yang diterbitkan Pemprov Jateng. Tambahan nilai bagi anak guru SMA/SMK yang disebut dengan nilai kemaslahatan tersebut, menjadi salah satu dari empat komponen penilaian bagi calon siswa baru.

“Selain nilai UN (Ujian Nasional) SMP, penilaian calon siswa baru di SMAN atau SMKN juga memperhitungkan komponen lainnya, yakni nilai kemaslahatan, nilai prestasi akademik atau nonakademik, dan nilai lingkungan,” ujar Kepala SMAN 4 Solo yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Solo, M. Thoyibun, ketika dimintai konfirmasi, Kamis (18/5).

Advertisement

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMA Negeri (SMAN) 4 Solo, Nanang Inwanto, menambahkan nilai kemaslahatan juga diberikan kepada calon peserta didik baru yang orang tuanya merupakan tenaga kependidikan di SMA/SMK, namun poinnya berbeda. Untuk anak guru SMA/SMK yang mendaftar di sekolah tempat orang tuanya mengajar, calon siswa baru tersebut mendapat tambahan 2 poin. Sedangkan untuk anak guru SMA/SMK yang mendaftar di sekolah yang bukan tempat orang tuanya mengajar, calon siswa baru mendapat tambahan 1 poin. Begitu pula untuk anak tenaga kependidikan yang bekerja di sekolah tujuan, calon siswa baru mendapatkan nilai tambahan 1 poin.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

WISATA ALAM: Melihat Pesona Merapi-Merbabu dari “Menara Eiffel”

Lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu selalu menyajikan pemandangan yang indah. Puncak dua gunung yang bersebelahan ini dari Kecamatan Selo, Boyolali, terlihat menjulang tinggi dibalut hamparan pepohonan rimbun dan lahan pertanian sayuran yang hijau. Keindahan ini belum termasuk udara yang kita hirup saat berada di sana.

Advertisement

Anugerah ini dimanfaatkan Paguyuban Muda-Mudi Dukuh Pojok (Pamipo) di Desa Samiran, Kecamatan Selo,Boyolali. Mereka “menjual” keindahan alam yang aduhai tersebut sebagai sajian utama dari kawasan wisata yang mereka buat.

Pada Desember 2016, mereka berinisiatif membuat teras di salah satu ladang warga. Teras ini dibuat dengan bambu yang dirangkai tepat di bibir tebing. Lokasi wisata yang kemudian dinamai Alam Sutra ini cukup menarik karena berlatar belakang Gunung Bibi (Merapi tua). Bahkan Alam Sutra ini menjadi salah satu magnet untuk menarik pengunjung yang gemar berswafoto.

Maraknya penggunaan media sosial (medsos) membuat keindahan lokasi ini menyebar dengan cepat dan kian dikenal sampai ke luar daerah hingga mengundang rasa penasaran untuk mengunjunginya.Apalagi dengan tiket masuk Rp5.000 per orang per motor, pengunjung sudah dapat mengeksplorasi pemandangan alam di sekelingnya.

Salah satu pengelola Alam Sutra, Mujiyanto, 30, mengatakan setelah melihat perkembangan jumlah pengunjung yang kian banyak, setahun kemudian Pamipo membuat satu lagi wahana di lokasi yang sama, yakni menara pandang setinggi sekitar 15 meter.

Advertisement

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

LAKALANTAS: Tabrak Truk, Dua Saudara Sepupu Meninggal

Kecelakaan maut terjadi di jalan Weru-Tawangsari, tepatnya di depan lapangan futsal Desa Grajegan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Rabu (17/5) sekitar pukul 20.15 WIB. Kecelakaan itu melibatkan sepeda motor dan truk tangki pengangkut air. Akibatnya dua pengendara motor tewas.

Informasi yang dihimpun Esposdari berbagai sumber, korban tewas bernama Reno Ardian Saputra, 18, siswa SMK Bina Patria 1 Sukoharjo, dan Gigih Haryanto Al Zahra, 13, siswa SMPN 4 Tawangsari, Sukoharjo. Keduanya masih saudara sepupu dan tinggal di RT 001/RW 009 Dukuh Watulumbung, Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo.

Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Finan Sukma Radipta, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, mengatakan kecelakaan itu terjadi lantaran sepeda motor Kawasaki Ninja yang dikendarai korban melaju terlalu ke kanan dari timur.

Dari arah berlawan, melaju truk tangki berpelat nomor AD 1351 ZE yang dikendarai Suyono, 39, warga Dukuh Banaran, Desa Jumantar, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Tabrakan pun tak terhindarkan.

Advertisement

Reno yang mengemudikan motor meninggal dunia setelah ikut terbakar bersama motor yang ia kendarai. Sedangkan Gigih yang membonceng meninggal akibat luka parah di kepala. Sopir truk, Suyono, tidak mengalami luka sama sekali. “Kerugian material Rp20 juta dan dua korban meninggal,” jelas Finan, Kamis (18/5).

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

KEKERASAN DI SEKOLAH: Merasa Diremehkan, Guru SMP Pukul Lima Siswanya

Insiden kekerasan dalam dunia pendidikan terjadi di Kabupaten Sragen. Lima siswa SMPN 2 Gemolong menjadi korban pemukulan oleh guru mereka sendiri yang berinisial TN.

Informasi yang dihimpun Espos, lima siswa yang menjadi korban pemukulan itu adalah ABW, MR, SG, MI, dan RA. Insiden pemukulan itu terjadi pada Selasa (16/5) sekitar pukul 09.00 WIB atau setelah jam pelajaran Olahraga selesai. Belum diketahui secara pasti penyebab TN memukul lima siswa itu. Namun, insiden pemukulan itu diduga dipicu perkara sepele. Pada saat itu, SG, MI, dan RA, sedang beristirahat untuk melepas lelah setelah berolahraga. TN kemudian menghampiri ketiga anak itu dan meminta mereka memindahkan rak sepatu.

Lantaran masih merasa letih, mereka ogah-ogahan menuruti perintah TN. Mereka malah berusaha meninggalkan lokasi. Merasa dilecehkan, TN lantas mendatangi tiga siswa. Sambil marah-marah, TN memukul bagian wajah anak-anak. Sementara ABW dan MR yang menanyakan mengapa teman-temannya dipukul justru mendapat perlakuan yang sama dari TN. ”Anak saya itu tidak tahu apa-apa, justru dia itu ingin tanya mengapa teman-temannya dipukul. Eh, anak saya malah dipukul kena kepala bagian belakang. Anak saya sampai merasakan nyeri di kepala,” kata Ny. Ardani, orang tua dari MR kala berbincang dengan Espos di Kalijambe, Sragen, Kamis (18/5).

Pada Rabu (17/5), Ny. Ardani bersama suaminya datang ke sekolah untuk menemui TN. Ny. Ardani bermaksud menanyakan mengapa anaknya dipukul. Bila anaknya salah, Ny. Ardani tidak keberatan untuk meminta maaf.

Namun, bila anaknya tidak bersalah, TN yang harus meminta maaf. ”Saya ke sekolah hanya ditemui Pak Kepala Sekolah [Sukardi] dan wali kelas. Mereka berdua meminta maaf atas insiden pemukulan itu. Tapi, saya menyesal tidak dipertemukan langsung dengan TN. Seharusnya TN juga dihadirkan untuk minta maaf,” terang Ny. Ardani.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif