Soloraya
Jumat, 19 Mei 2017 - 23:35 WIB

KEKERINGAN WONOGIRI : Ini Langkah Bupati Joko Sutopo untuk Atasi Kekeringan Wilayah Selatan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (Dok/JIBI/Solopos)

Kekeringan Wonogiri, Bupati Joko Sutopo mendorong warga memanfaatkan luweng untuk mengatasi kekeringan.

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri menggelontorkan dana untuk mengatasi kekeringan dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) senilai Rp2 miliar pada tahun ini.

Advertisement

Anggatan tersebut sedianya untuk memaksimalkan potensi air baku di kawasan rawan kekeringan. Namun, pemanfaatan air baku tersebut harus memenuhi syarat kajian-kajian teknis.

“Anggaran sebesar itu tidak hanya untuk mengatasi krisis air bersih dengan air tangki melainkan untuk mengatasi kekeringan yang berbasis teknis,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kepada wartawan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (19/5/2017).

Hal tersebut ia lakukan karena selama ini langkah untuk mengatasi kekeringan hanya berupa bantuan berupa air bersih. Bupati menegaskan hal tersebut bukanlah solusi jangka panjang.

Advertisement

“Bila di situ ada sumber air dan secara teknis memungkinkan untuk dimanfaatkan masyarakat, serta dari penganggaran memungkinkan, segera kami kerjakan melalui anggaran tersebut,” sambung dia.

Bupati menambahkan beberapa warga sudah memanfaatkan potensi air baku yang dekat dengan wilayah mereka seperti Sumber Sogo, Desa Joho, Pracimantoro. Investasi awal pemanfaatan potensi air tersebut hanya membutuhkan uang Rp200 juta-Rp300 juta.

Tahun ini, Pemkab Wonogiri juga berencana memaksimalkan sumber air baku di salah satu luweng di Paranggupito. Dia berharap melalui strategi tersebut dapat menuntaskan persoalan kekeringan secara permanen.

Advertisement

Terpisah, Kades Tlogosari, Winanto, berujar warga dari lima dusun di Desa Tlogosari, Giritontro, Wonogiri, akan memanfaatkan air bersih dari Luweng Bengle di dekat Dusun Tlogosari dalam waktu dekat. Pemanfaatan air baku dari luweng tersebut bersumber dari bantuan Kemendes 2016 dengan anggaran senilai Rp200 juta.

“Pemasangan instalasi sudah kelar tahun lalu. Air dari luweng tersebut diangkat ke dua penampungan air masing-masing bervolume 20.000 liter. Namun, instalasi itu belum dimanfaatkan karena kami belum memasang jaringan pipa ke tiap rumah warga. Mungkin tahun ini akan kami realisasikan ” kata dia kepada Solopos.com di Balai Desa Tlogosari, Jumat.

Kendati demikian, warga dari sembilan dusun lain di desa tersebut belum terjangkau pemanfaatan sumber air baku tersebut. Debit air yang hanya cukup untuk warga lima dusun membuat warga kesembilan dusun masih akan berjibaku dengan kekeringan ketika musim kemarau.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif