Jateng
Jumat, 19 Mei 2017 - 18:50 WIB

KAMPUS DI SEMARANG : Sudah Lama di Internet, Bhinneka Tinggal Duka Masih Gegerkan Undip

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Poster Garudaku Kafir yang tersebar di kampus FISIP Undip Semarang, Selasa (16/5/2017). (Facebook.com)

Kampus Universitas Diponegoro di Kota Semarang digegerkan spanduk bertuliskan kalimat “Bhinneka Tinggal Duka” yang eksistensinya telah lama dikenal pengguna Internet (netizen).

Semarangpos.com, SEMARANG – Poster bertuliskan kalimat “Garudaku Kafir” dan spanduk “Bhineka Tinggal Duka” di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), belakangan hari ini, membuat geger sebagian kalangan.

Advertisement

Kepanikan mengenai gerakan anti-Pancasila setelah munculnya poster dan spanduk dengan kalimat seperti itu diembuskan Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Kedua politikus PDI Perjuangan itu melontarkan desas-desus ke tengah publik bahwa poster dan spanduk itu dipasang kalangan separatis anti Pancasila yang ingin mengacaukan situasi damai Kota Semarang.

[Baca juga: Ketua DPRD Sebut Poster Garudaku Kafir Tanda Undip Disusupi Anti Pancasila]

Padahal, frasa “Bhineka Tinggal Duka” seperti yang ada pada spanduk di kampus FISIP Undip Semarang itu sudah ada sejak beberapa tahun lalu dan tak menimbulkan kepanikan seperti sekarang. Berdasarkan pantauan Semarangpos.com, beberapa laman Internet yang berisi opini dari netizen kerap menggunakan frasa tersebut demi mengekspresikan keprihatinan mereka atas keadaan masyarakat Indonesia yang sudah tak lagi menjunjung tinggi persatuan di tengah kebinekaan. Di mesin pencarian Google, frasa “Bhineka Tinggal Duka” banyak ditemukan di beberapa artikel yang bahkan sudah disematkan beberapa tahun silam.

Advertisement

Bahkan dalam laman Beritasatu.com, frasa tersebut disematkan pada 2012 lalu dan tak membuat geger seperti spanduk di kampus FISIP Undip Semarang. Sedangkan pada laman Kompasiana.com yang notabene adalah laman yang menampung opini masyarakat, frasa “Bineka Tinggal Duka” digunakan untuk sebuah artikel mengenai berita pembakaran gereja di Aceh.

“Pembakaran Gereja di Aceh, Bhineka Tinggal Duka untuk Bangsa!” begitu judul artikel pada laman Kompasiana.com. Tulisan pada Kompasiana.com itu disematkan pada 2015 silam dan tak menimbulkan keresahan.

Pada poster “Garudaku Kafir” di Kampus Undip Semarang itu terdapat tulisan “Depan Gedung A kampus FISIP Undip 20 Mei 2017”. Hal itu diduga sebagai tempat dan waktu digelarnya sebuah acara yang belum jelas tujuan dan isinya. Namun ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi telah mengungkapkan rasa kahawatirnya agenda yang akan digelar tepat pada Hari Kebangitan Nasional (Harkitnas) 2017 itu berhubungan dengan gerakan anti-Pancasila.

Advertisement

Melihat frasa “Bhineka Tinggal Duka” telah sangat banyak digunakan di sejumlah laman Internet beberapa tahun silam untuk menunjukkan rasa keprihatinan masyarakat terhadap kondisi bangsa, kekhawatiran yang dilontarkan sebagian kalangan mengenai poster dan spanduk di kampus FISIP Undip Semarang itu tampaknya sedikit berlebihan, terlebih jika sampai dikaitkan dengan gerakan anti-Pancasila. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semrangpos.com)

KLIK DI SINI untuk Tuduhan Ketua DPRD Kota Semarang
KLIK DI SINI untuk Tuduhan Wali Kota Semarang

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif