Jateng
Kamis, 18 Mei 2017 - 21:50 WIB

PENGANIAYAAN SEMARANG : Taruna Akpol Tewas dengan Memar di Dada, 12 Senior Terlibat?

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono memberikan keterangan terkait tewasnya taruna Akpol di Mapolda Jateng, Kamis (18/5/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa/Humas Polda Jateng)

Penganiayaan yang dialami taruna Akpol Semarang membuatnya tewas di tempat.

Semarangpos.com, SEMARANG — Brigadir Taruna Mohammad Adam, Taruna Tingkat II Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) tewas setelah dianiaya seniornya. Dugaan itu membuat 21 orang saksi mata yang kebetulan mengetahui korban berada di lokasi kejadian diperiksa polisi.

Advertisement

Adanya informasi sementara yang menyebutkan Mohammad Adam tewas setelah dipukuli 12 taruna tingkat III dalam kegiatan yang digelar dini hari itu diakui Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Djarod Padakova. Namun, ia menegaskan, dugaan itu masih didalami penyidik Polda Jawa Tengah.

“Sedang dilakukan olah tempat kejadian dan penyelidikan lebih lanjut,” kata Djarod Padakova di Kota Semarang, Kamis (18/5/2017).

Sejauh ini, polisi telah memeriksa 21 orang saksi dalam penyelidikan atas tewasnya Brigadir II Taruna Mohammad Adam, taruna tingkat II Akpol Semarang. Ke-21 orang tersebut merupakan taruna tingkat II dan III yang berada di lokasi saat kejadian.

Advertisement

Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono dalam pertemuan berikutnya dengan wartawan hanya mengonfirmasi adanya luka memar di bagian dada Brigadir II Taruna Mohammad Adam. Luka memar itu menguatkan dugaan bahwa taruna Akpol Semarang itu tewas akibat dianiaya seniornya.

“Dari visum luar ditemukan bekas luka memar di dada,” kata Condro Kirono merujuk hasil autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Visum dalam bahasa Indonesia bermakna tanda pernyataan atau keterangan telah mengetahui atau menyetujui.

Kapolda Jateng itu disebut-sebut memimpin langsung penyelidikan kasus yang terjadi di kompleks Akpol Semarang. Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum diterjunkan untuk mengungkap kasus tersebut. Namun, Condro mengaku untuk sementara belum bisa mengungkapkan kronologis kejadian dan keterangan lebih terperinci karena ia mengaku masih harus menunggu penyelidikan.

Advertisement

“Sebanyak 21 saksi diperiksa karena diduga mengetahui, di lokasi saat korban meninggal,” akunya terkait langkah yang telah diambil polisi atas kasus penganiayaan berbuntut kematian di Akpol Semarang itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif