Soloraya
Rabu, 17 Mei 2017 - 18:35 WIB

KRIMINALITAS SRAGEN : Sejumlah Rumah Makan Jadi Korban Penipuan Bermodus Order via Telepon

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan (JIBI/Solopos/Dok)

Kriminalitas Sragen, sejumlah rumah makan menjadi korban penipuan dengan modus pemesanan via telepon.

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah rumah makan di Sragen yang melayani pemesanan atau order via telepon menjadi korban penipuan dengan modus order fiktif.

Advertisement

Tak jarang pelaku juga meminta pelayan rumah makan mengisikan pulsa senilai Rp100.000 hingga Rp500.000 dengan dalih akan dibayar bersamaan dengan pembayaran makanan yang dipesan. Kapolsek Kota Sragen AKP Suseno mengatakan sudah ada banyak rumah makan yang tertipu order fiktif ini.

Pelaku biasanya mengaku sebagai polisi yang bertugas di Polres Sragen dan Polsek Kota Sragen. “Sudah ada tiga rumah yang mengirim makanan ke Polsek Kota Sragen. Yang mengirim makanan ke Polres Sragen juga ada, tapi jumlahnya saya tidak tahu. Terakhir, kasus ini terjadi pada Kamis [11/5/2017] lalu. Saat itu, kami mendapat kiriman 25 paket makanan, minuman, serta beberapa bungkus rokok dari salah satu rumah makan di Sragen. Padahal, anggota kami tidak pernah memesan 25 paket makanan, minuman, dan beberapa bungkus rokok itu,” jelas AKP Suseno kepada Solopos.com di Sragen, Rabu (17/5/2017).

Advertisement

Pelaku biasanya mengaku sebagai polisi yang bertugas di Polres Sragen dan Polsek Kota Sragen. “Sudah ada tiga rumah yang mengirim makanan ke Polsek Kota Sragen. Yang mengirim makanan ke Polres Sragen juga ada, tapi jumlahnya saya tidak tahu. Terakhir, kasus ini terjadi pada Kamis [11/5/2017] lalu. Saat itu, kami mendapat kiriman 25 paket makanan, minuman, serta beberapa bungkus rokok dari salah satu rumah makan di Sragen. Padahal, anggota kami tidak pernah memesan 25 paket makanan, minuman, dan beberapa bungkus rokok itu,” jelas AKP Suseno kepada Solopos.com di Sragen, Rabu (17/5/2017).

Kepada polisi, pelayan rumah makan itu juga mengaku diminta mengisikan pulsa ke tiga nomor berbeda. Uang pembelian pulsa itu akan diberikan bersamaan dengan pembayaran paket makanan sesampainya di kantor polisi.

Ke-25 paket makanan itu akhirnya dibawa pulang ke rumah makan. Pelayan rumah makan itu pulang sambil menggerutu karena baru sadar menjadi korban penipuan.

Advertisement

Beberapa rumah makan yang mendapat surat imbauan itu meliputi Rumah Makan (RM) Ayam Geprek, RM Ayam Pakuan, RM Ayam Keprabon, RM Ayam Bandung, RM Ayam Popeye, dan lain-lain. Suseno memastikan target pelaku hanya ingin meminta pulsa kepada pelayan rumah makan.

Pelaku sengaja memesan makanan dalam jumlah banyak untuk meyakinkan dia benar-benar serius. “Setelah kami telusuri, nomor telepon yang digunakan untuk menghubungi rumah makan itu ternyata berlokasi di Kalimantan,” terang AKP Suseno.

Pengusaha rumah makan di Sragen, Dodok Sartono, membenarkan adanya kasus order fiktif yang ujung-ujungnya meminta pulsa kepada pelayan rumah makan di Bumi Sukowati. Menurutnya, kasus serupa juga pernah dialami RM Ayam Geprek dan RM Ayam Pakuan.

Advertisement

Meski begitu, kasus itu sudah berlangsung agak lama. Asisten Kapten RM Ayam Geprek Cabang Cantel, Vian, membenarkan adanya order fiktif dari orang yang mengaku anggota Polres Sragen. Kasus itu terjadi tahun lalu.

Saat itu, pelaku memesan 100 paket makanan masing-masing seharga Rp18.000 sehingga nilainya mencapai Rp1.800.000. Pesanan 100 paket makanan itu sudah dikirim ke Polres Sragen. Tapi, tidak ada yang mengaku memesan makanan itu.

“Kasus ini juga pernah menimpa RM Ayam Geprek Cabang Pati. Pelaku seolah-olah bisa menghipnotis pelayan hingga dia mau menerima pesanan dan tidak menolak saat diminta mengirimkan pulsa,” ujarnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif