Soloraya
Rabu, 17 Mei 2017 - 06:10 WIB

INFRASTRUKTUR SRAGEN : Gara-Gara Jalan Rusak, Jarak 35 Km ke Desa Ini dari Pusat Kota Harus Ditempuh 2,5 Jam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melewati jalur penghubung Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Sragen, yang rusak parah, Selasa (16/5/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen, Desa Gilirejo baru harus ditempuh selama 2,5 jam meski hanya berjarak 35 km dari pusat kota Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Warga Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Sragen, menagih komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen untuk memperbaiki kerusakan jalan sepanjang 7 km dan pembangunan jembatan penghubung desa ini dengan Desa Gilirejo Lama.

Advertisement

Kepala Desa Gilirejo Baru Hartono mengatakan Desa Gilirejo Baru dan Kota Sragen hanya berjarak 35 km. Meski begitu jarak 35 km itu harus ditempuh dalam waktu 2,5 jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Desa yang diapit Waduk Kedung Ombo dan hutan Perhutani ini hanya bisa dijangkau melalui jalur Sragen-Gemolong-Kacangan (Boyolali)-Gilirejo Baru.

Berdasar pengamatan Solopos.com, Selasa (16/5/2017), permukaan jalan menuju Desa Gilirejo Baru kebanyakan masih berupa bebatuan. Aspal jalan yang pernah ada sudah mengelupas seiring berjalannya waktu. Sebagian permukaan jalan berupa tanah padas bergelombang.

Beberapa kendaraan roda empat terlihat kesulitan melintasi jalan itu. Mereka harus melambatkan laju kendaraan karena rusaknya medan jalan. Pengguna jalan kerap dibuat kaget dengan suara benturan antara bagian bawah kendaraan dengan permukaan jalan yang bergelombang.

Advertisement

“Itu adalah jalur utama menuju desa ini. Desa ini seperti terisolasi karena kondisi jalan sudah sangat memprihatinkan. Tanah di sini itu labil. Paling cocok ya dibangun jalan berlapis beton bertulang besi,” ujar Hartono kala ditemui di balai desa setempat.

Hartono menjelaskan pada awal 2017 lalu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berkunjung ke Desa Gilirejo Baru. Saat itu, Bupati menjanjikan pembangunan jalan dan jembatan penghubung Desa Gilirejo Baru dan Desa Gilirejo Lama pada 2018.

“Bupati sudah tahu sendiri bagaimana kondisi jalan di sini. Oleh sebab itu, kami menagih komitmen Pemkab Sragen untuk memperbaiki jalan juga pembangunan jembatan penghubung Desa Gilirejo Lama itu,” terang Hartono.

Advertisement

Warsito, warga Desa Gilirejo Baru menjelaskan di sisi utara, selatan, dan timur desa ini berbatasan langsung dengan bibir Waduk Kedung Ombo (WKO). Sementara di sebelah barat desa ini merupakan kawasan hutan milik Perhutani.

Warga Desa Gilirejo Baru dan Gilirejo Lama semula berasal dari satu desa yakni Gilirejo. Desa ini akhirnya terpecah menjadi dua akibat proyek pembangunan WKO pada 1984-1985. “Warga Desa Gilirejo Baru dan Desa Gilirejo Lama itu masih bersaudara. Tapi, kedua desa itu dipisahkan WKO. Selama ini warga Gilirejo Baru harus naik perahu menuju Desa Gilirejo Lama. Begitu pula sebaliknya. Kalau dibangun jembatan, waktu tempuh menuju Kota Sragen bisa dipangkas lebih pendek. Kami harap pembangunan jembatan itu benar-benar direalisasikan 2018,” jelas Warsito.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif