Jateng
Selasa, 16 Mei 2017 - 05:50 WIB

TRANSPORTASI SEMARANG : Gestur Calon Penumpang Pengaruhi BRT Berhenti di Halte atau Tidak?

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - BRT Trans Semarang. (Instagram-@transsemarang)

Transportasi umum BRT Trans Semarang yang tak mau berhenti di halte disebut dipengaruhi gestur tubuh calon penumpang.

Semarangpos.com, SEMARANGBus rapid transit (BRT) Trans Semarang disebut tak bersedia berhenti di halte jika calon penumpang yang ada di selter tak memberi aba-aba atau tanda niat untuk menaikinya. Hal itu pun dilaporkan seorang calon penumpang kepada pihak pengelola alat transportasi umum andalan warga Semarang tersebut melalui media sosial Instagram, Kamis (4/5/2017).

Advertisement

Pengguna akun Instagram @hernowo_esbe memaparkan bahwa BRT Trans Semarang tak bersedia berhenti di halte jika calon penumpang tak memberi tanda. Padahal, calon penumpang itu sudah berada di selter yang telah tersedia. “Sekarang kalau tidak diberi aba-aba, bus enggak mau merapat di selter, padahal bus masih ada tempat,” tulisnya di kolom komentar foto milik pengelola akun Instagram @transsemarang.

Menanggapi keluhan tersebut, pihak pengelola BRT Trans Semarang menyebut gestur tubuh calon penumpang mempengaruhi sopir untuk berhenti di halte atau tidak. “Klarifikasi sebagai catatan gestur tubuh sangat membantu kami menentukan titik pengereman armada,” tulis pengelola akun Instagram @transsemarang.

Mengetahui tanggapan tersebut, netizen pun mengungkapkan rasa heran mereka. Mereka menganggap calon penumpang salah satu alat transportasi umum di Kota Semarang itu tak perlu memberi tanda karena sudah berada di selter yang tersedia. “Ini BRT apa angkot min? Kok pake di awe segala. Seharusnya ya tiap mau mendekati halte dilihat ada penumpang atau tidak. Lagian kan memang tugasnya gitu naik turun penumpang di halte. Terlepas ada tidaknya penumpang yang turun di halte tersebut ya tetep dilihat lah ada penumpang yang mau naik atau tidak. Semoga pelayanan transportasi di Semarang tidak terlalu terpuruk,” papar pengguna akun Instagram @admega140r.

Advertisement

Pihak pengelola BRT Trans Semarang lantas menegaskan bahwa aba-aba yang diberikan calon penumpang hanya untuk membantu para sopir, bukan hal yang wajib dilakukan. Pengelola BRT Trans Semarang juga menekankan aba-aba itu juga dapat membantu kelancaran operasional.

Meski demikian, pengelola salah satu alat tranportasi umum di Kota Semarang itu menyarankan agar segera melapor jika ada BRT Trans Semarang yang tak bersedia mengangkut penumpang. Tentu laporan itu harus disertai dengan nomor lambung bus yang dimaksud. Laporan tersebut dapat disampaikan kepada pihak pengelola melalui media sosial Instagram agar cepat mendapatkan tanggapan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif