Soloraya
Selasa, 16 Mei 2017 - 21:35 WIB

KRIMINALITAS BOYOLALI : Penipuan via Telepon Rugikan Warga Mojosongo hingga Rp3 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Kriminalitas Boyolali, seorang warga Mojosongo menjadi korban penipuan hingga rugi Rp3 juta.

Solopos.com, BOYOLALI — Penipuan melalui panggilan telepon dengan modus anggota keluarga terlibat kecelakaan masih terjadi. Slamet Sutardyanto, 65, warga Dusun Tompe, Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, menjadi salah satu korban dengan kerugian hingga Rp3 juta.

Advertisement

Peristiwa ini dimulai sejak Minggu (14/5/2017). Seseorang tak dikenal menelepon Slamet dan mengaku polisi. “Polisi” itu mengatakan anak Slamet, Eko, terlibat kecelakaan hingga korbannya meninggal dunia.

“Polisi” tersebut mengaku sedang berusaha membantu Eko menempuh upaya damai dengan keluarga korban agar Eko tidak terkena perkara hukum. Syaratnya, Slamet harus membelikan pulsa ponsel untuk “polisi” tersebut. Si“polisi” enggan menyebutkan dari kepolisian wilayah mana sekaligus merahasiakan keberadaan Eko.

Tanpa rasa curiga, Slamet membelikan pulsa senilai Rp1.200.000 sesuai permintaan penelepon dan dikirimkan kepada dua nomor. Keesokan harinya atau Senin (15/5/2017), pelaku kembali meminta dibelikan pulsa untuk nomor lain.

Advertisement

Kali ini pelaku meminta pulsa Rp1.200.000. Lagi-lagi, Slamet meladeninya demi anak semata wayangnya yang sedang bekerja di Jakarta. Terlebih, Slamet tidak dapat menghubungi nomor telepon anaknya sehingga membuat dia semakin khawatir.

Karena dia tidak punya cukup uang, ia terpaksa menjual sebatang pohon sengon miliknya. “Uang saya sudah habis. Jadi tadi pagi [kemarin] saya jual sebatang pohon sengon milik saya berdiameter 1,2 meter kepada juragan kayu. Saya jual Rp1.600.000 saja biar cepet dibayar,” kata dia saat ditemui Solopos.com, sesaat setelah membeli pulsa di salah satu minimarket di Jl. Pandanaran, Senin (15/5/2017).

Merasa korbannya teperdaya, pelaku kembali meminta Rp600.000 dan akan meminta lagi. Beruntung kali ini Slamet bertemu tetangganya yang menyarankan menghentikan pengiriman pulsa karena terindikasi penipuan.

Advertisement

Akhirnya penelpon diminta mengambil uang secara langsung di depan minimarket itu. Namun, setelah ditunggu-tunggu orang itu tidak datang. Saat itu Slamet baru menyadari dia menjadi korban penipuan.

“Saya ini orang desa, tidak tahu apa-apa jadi ya saya pikir anak saya benar-benar terlibat kasus kecelakaan,” sesalnya.

Sementara itu, Kasatreskrim AKP Miftakul Huda mewakili Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi mengimbau masyarakat selalu berhati-hati menanggapi penelepon yang tidak dikenal. “Masyarakat yang mendapatkan informasi dari penelepon yang tidak dikenal dan mengaku polisi agar datang dan meminta konfirmasi ke mapolsek terdekat. Nantinya personel Polri di kantor polisi yang mengecek kebenaran kejadian dan mengecek apakah ada personel Polri atas nama penelepon tersebut,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif