Sport
Senin, 15 Mei 2017 - 00:30 WIB

Simona Halep, Bukan Lagi Si Gampang Menyerah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Simona Halep (JIBI/REUTERS/Sergio Perez)

Simona Halep menjuarai Madrid Open 2017.

Solopos.com, MADRID – Simona Halep terlibat konfrontasi hebat dengan pelatihnya, Darren Cahill. Saat itu, Halep sedang menjalani laga perempatfinal melawan Johanna Konta di Miami Open pada akhir Maret 2017.

Advertisement

Cahill tampak kecewa melihat anak asuhnya kehilangan semangat di laga sedang berlangsung ketat. Beberapa kali dia mencoba meminta petenis Rumania ini bangkit dari ketertinggalan.  Sayang upaya Cahill memompa semangat Halep gagal. Halep keok tiga set 3-6, 7-6, 6-2 atas Konta yang kemudian menjadi juara Miami Open.

Setelah kejadian itu, keduanya terlibat perang dingin hingga Cahill sempat enggan bekerjasama lagi dengan Halep. Namun perpecahan ini tampaknya hanya seumur jagung setelah Halep sukses menjuarai turnamen Madrid Open tujuh pekan berselang.

Petenis 25 tahun ini mampu menunjukkan mental bertanding saat mengalahkan Kristina Mladenovic dalam final sengit yang berlangsung tiga set, 7-5, 6-7 (5), 6-2, Minggu (14/5/2017). Kemenangan tersebut membawa Halep mempertahankan gelar Madrid Open yang dia raih tahun 2016. Dia mengikuti jejak Serena Williams yang melakukan hal serupa pada 2012-2013.

Advertisement

“Hari ini saya menunjukkan Simo yang baru, yang tidak pernah menyerah meski saya kalah dengan skor tipis di set kedua,” ujarnya seperti dilansir WTA Tennis, Minggu.

Di laga final kemarin Halep sebenarnya sempat terpancing emosi saat bertarung ketat dengan Mladenovic di set kedua. Halep mendapat code violation karena melempar raketnya ke arah pemungut bola. Dia tampak frustrasi karena tertinggal 0-3 pada game ke-12.

Namun di set ketiga Halep mulai mampu mengendalikan diri dan memastikan gelar keduanya di lapangan tanah liat Madrid. Halep mengakui perpecahan singkatnya dengan sang pelatih melecutnya untuk meraih hasil terbaik di Madrid Open 2017.

Advertisement

“Setelah Miami, dia sempat berhenti bekerja denganku karena dia kecewa dengan pertandingan itu [melawan Konta]. Bukan karena aku kalah, tapi karena sikapku yang dia nilai mudah menyerah. Setelah itu saya berlatih keras untuk memperbaiki mental dan psikologiku,” ucapnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif