News
Senin, 15 Mei 2017 - 18:00 WIB

Pidato Jokowi di China, "Jalur Sutra Abad 21 Tak Jalan Tanpa Indonesia"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi saat bertemu dengan Perdana Menteri Polandia Beata Szydlo di Hotel Conrad, Beijing, Minggu (14/5/2017). (Setkab.go.id/Humas/Deni)

Presiden Jokowi menegaskan bahwa Jalur Sutra Abad 21 tak terwujud tanpa peran Indonesia dan Asia Tenggara.

Solopos.com, BEIJING — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia adalah bagian penting dalam inisiatif Belt and Road (B&R) atau Jalur Sutra Abad-21. Pernyataan ini menandakan bahwa Indonesia siap mengambil peran besar dalam prakarsa yang diinisiasi oleh China ini.

Advertisement

Berbicara dalam Leaders Roundtable Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF-IC), Presiden Jokowi menyampaikan bahwa bahwa aspek kemaritiman dari inisiatif B&R tersebut sulit terwujud tanpa kontribusi signifikan dari Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.

Indonesia, tuturnya, adalah zona ekonomi maritim terbesar di dunia yang perairannya merupakan persimpangan antara Samudra Pasifik dan Samudera India memiliki peranan yang penting dan strategis.

Advertisement

Indonesia, tuturnya, adalah zona ekonomi maritim terbesar di dunia yang perairannya merupakan persimpangan antara Samudra Pasifik dan Samudera India memiliki peranan yang penting dan strategis.

“Kebetulan, salah satu kerangka strategis dalam visi dan misi pemerintahan saya adalah wacana Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Presiden Jokowi di Yangqi Lake International Conference Center (ICC), Senin (15/5/2017).

Kepada para kepala negara yang hadir, Presiden memaparkan mengenai kondisi terkini dari upaya-upaya pemerintah dalam mewujudkan visi poros maritim dunia tersebut. Jokowi menyebut bahwa Indonesia penuh dengan segala kekayaan alam dan wisata.

Advertisement

Namun, dia mengakui potensi yang dimiliki tersebut diakui belum dapat dimanfaatkan dengan baik karena sebagian besar wilayah di Indonesia. Pasalnya, wilayah yang terdiri atas kepulauan belum sepenuhnya terkoneksi melalui infrastruktur yang memadai.

Jokowi kembali mengingat momen ketika dirinya baru menjabat sebagai Presiden dan langsung memangkas subsidi BBM hingga 80%. “Reformasi itu menciptakan ruang fiskal sekitar US$15 miliar per tahun yang sebagian besar kami alokasikan kepada pembangunan infrastruktur. Maka lahirlah program pengembangan infrastruktur terbesar dalam sejarah Indonesia,” kata Presiden.

Kini, lanjutnya, dua tahun pembangunan infrastruktur di seluruh Nusantara digalakkan. Presiden memberikan dua contoh daerah yang berkembang pesat oleh karena pembangunan infrastruktur tersebut.

Advertisement

Pertama, Provinsi Sumatra Utara. “Sumatra Utara, bagian paling barat dari Kepulauan Indonesia sekaligus gerbang masuk ke Selat Malaka, sekarang berkembang pesat sebagai pusat pengolahan minyak kelapa sawit dan industri oleokimia. Di lokasi ini pula, terdapat Danau Toba, sebuah danau di pegunungan, di mana jumlah wisatawan sekarang bertumbuh pesat,” kata Presiden.

Kedua, Sulawesi Utara. Dia menuturkan provinsi ini adalah bagian paling utara dari Kepulauan Indonesia yang bertetangga langsung dengan bagian paling selatan Filipina. Sulut, tuturnya, kini tumbuh sebagai destinasi baru bagi para wisatawan lokal dan mancanegara.

Dia menyebutkan jika dirinya bersama Presiden Filipinan Rodrigo Duterte beberapa waktu yang lalu bahkan telah meresmikan jalur pelayaran dari Davao dan General Santos di Filipina Selatan menuju Sulawesi Utara. “Sejak tahun lalu beberapa maskapai penerbangan Indonesia membuka rute langsung dari daratan Tiongkok ke Sulawesi Utara. Jumlah wisatawan Tiongkok ke Sulawesi Utara pun melonjak, dari 12.000 per tahun menjadi 12.000 per bulan,” ujarnya.

Advertisement

Mengikuti keberhasilan tersebut, semakin banyak maskapai penerbangan yang menyatakan minatnya untuk membuka jalur penerbangan menuju Sumatra Utara dan Sulawesi Utara. Kedua provinsi tersebut kini juga menjadi peluang investasi baru bagi para investor.

“Maka kami ingin mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk juga menghubungkan jasa-jasa pelayaran dan rute-rute penerbangan pada dua gerbang di bagian barat dan utara Indonesia ini. Saya percaya yang dibutuhkan di dunia saat ini adalah proyek-proyek yang konkret,” kata mantan Walikota Solo ini.

Mengakhiri pernyataannya, Presiden Joko Widodo meyakini bahwa visi kerja sama dan konektivitas antara negara-negara dalam Inisiatif B&R akan dapat terwujud. Dia pun mengajak para kepala negara untuk bersama-sama memperlihatkan kepada dunia mengenai pembangunan yang dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut.

“Sebagaimana disampaikan Presiden Xi Jinping kemarin pagi, visi kita akan terbangun satu per satu. Ada pepatah Bahasa Inggris yang mengatakan ‘seeing is believing’, mari kita perlihatkan kepada dunia bahwa kita benar-benar membangun visi kita secara konkret,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif