Jogja
Senin, 15 Mei 2017 - 18:00 WIB

Kecelakaan, Seorang Siswa SD di Bantul Tak Bisa Ikuti Ujian

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ujian sekolah. Ujian di masa sebelum pandemi Covid-19. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Satu siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Bantul, Yasista Nurfita Dewi, warga Kauman, Pleret terpaksa tidak bisa mengikuti UASBN

 
Harianjogja.com, BANTUL–Satu siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Bantul, Yasista Nurfita Dewi, warga Kauman, Pleret terpaksa tidak bisa mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) karena mengalami kecelakaan saat hendak berangkat ujian bersama orang tuanya.

Advertisement

Kepala MIN 1 Bantul, Ahmad Musyadad mengatakan pihaknya mendapatkan informasi tersebut dari keluarga. Yasista mengalami kecelakaan saat diantarkan oleh ayahnya menuju ke sekolah. Akibat insiden yang terjadi tidak jauh dari rumahnya itu, Yasista dilarikan ke puskesmas setempat.

“Kalau tadi sudah dibawa pulang, itu [kecelakaan] pas dibonceng bapaknya keluar dari gang rumah menuju ke sekoah,” ucap dia pada Senin (15/5/2017).

Ahmad belum dapat memastikan apakah siswanya tersebut bisa mengikuti UASBN hari berikutnya.

Advertisement

Sementara itu, satu sekolah yang belum terakreditasi di wilayah Bantul, terpaksa harus menggabung untuk melaksanakan ujian. Sekolah tersebut adalah SDIT Anak Sholeh yang menggabung ke SDN 1 Pedes.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bantul, Totok Sudarto menjelaskan pada pelaksanaan UASBN kali ini tidak banyak sekolah yang menggabung lantaran mengacu pada ketentuan pelaksanaan UASBN, persyaratan sekolah yang menggabung hanya bagi sekolah yang belum terakreditasi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif