Soloraya
Sabtu, 13 Mei 2017 - 14:30 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Wereng Cepat Berkembang Biak, Petani Serut Kewalahan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Pertanian Sukoharjo, warga Serut kewalahan mengendalikan wereng.

Solopos.com, SUKOHARJO — Sekitar satu hektare sawah di Desa Serut, Kecamatan Nguter diserang hama wereng cokelat. Para petani kewalahan lantaran hama wereng berkembang biak sangat cepat.

Advertisement

“Serangan hama wereng terjadi sejak sepekan lalu. Lahan pertanian di Nguter memang kerap diserang hama wereng menjelang musim panen,” kata seorang petani asal Desa Serut, Nguter, Suwarno, Jumat (12/5/2017).

Suwarno membeberkan ciri-ciri serangan hama wereng seperti batang tanaman padi bewarna cokelat seperti terbakar. Lambat laun, tanaman padi yang diserang hama wereng bakal layu dan mati.

Padahal, para petani bakal memanen tanaman padi pada dua-tiga pekan mendatang. Apabila serangan hama wereng meluas bakal memengaruhi produktifitas tanaman padi di Nguter.

Advertisement

“Pada 2016, belasan hektare sawah di Nguter gagal panen lantaran diserang hama wereng. Para petani merugi besar karena tak bisa menikmati hasil panen padi,” papar dia.

Para petani lantas melakukan penyemprotan massal menggunakan berbagai jenis obat disinfektan untuk membasmi hama wereng. Pemberantasan hama wereng sejatinya lebih efektif dengan memelihara ikan atau bunga di pematang sawah. Serangga akan mendatangi bunga dan memakan hama wereng.

Permasalahannya, para petani yang memilih menggunakan hewan predator hama wereng bisa dihitung dengan jari. “Selain wereng, biasanya lahan pertanian juga diserang hama tikus. Saat musim penghujan, hama tikus merajalela dan menyerang pada malam hari,” terang Suwarno.

Advertisement

Seorang petani lainnya, Sukirno, mengungkapkan hal senada. Serangan hama wereng disebabkan waktu penanaman padi tak serentak saat awal masa tanam. Misalnya, sebagian petani mulai menanam benih padi. Sementara sebagian petani lainnya masih menggarap sawahnya.

Selain itu, jumlah predator alami seperti kumbang dan belalang tak sebanding dengan wereng yang lebih banyak. “Obat disinfektan hanya bersifat sesaat setelah disemprot ke tanaman padi. Hama wereng bisa mencari habitat baru ke lokasi lahan pertanian lainnya,” kata dia.

Sukirno meminta instansi terkait bergerak cepat untuk mencegah meluasnya serangan hama wereng di lahan pertanian. Apabila tak ditangani secara serius, serangan hama wereng bisa meluas ke seluruh lahan pertanian di Kabupaten Jamu. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif