Soloraya
Jumat, 12 Mei 2017 - 11:00 WIB

WISATA KLATEN : Bekas TPA Bakal Digarap Menjadi Jomboran Recycle Park

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan bekas TPA Jomboran, Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, Selasa (9/5/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten, Pemdes Jomboran ingin membikin Jomboran Recycle Park.

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Desa Jomboran Kecamatan Klaten Tengah Kabupaten Klaten berencana menjadikan bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di desa setempat sebagai salah satu kawasan hijau sekaligus tempat rekreasi.

Advertisement

Sejak 2015 lalu, TPA Jomboran tak lagi digunakan untuk membuang sampah warga di seluruh Kabupaten Bersinar lantaran kondisinya sudah overload sejak 2008 serta ditutup warga.

Kepala Desa Jomboran, Agung Widodo, menuturkan Jomboran bakal menjadi desa binaan Universitas Gadjah Mada (UGM). “Sejak tujuh bulan lalu kami sudah diskusi dengan tim UGM. Dari proses itu, tahun ini kami menjadi desa binaan UGM,” kata dia saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/5/2017).

Agung menuturkan sebanyak tiga lembaga dari UGM mendampingi desa setempat. Ketiga lembaga itu yakni Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) serta Pusat Studi Kawasan dan Pedesaan.

Advertisement

“Saat ini sudah dimulai kegiatan. Kami segera membuat MoU dengan UGM. Harapan kami pendampingan bisa dilakukan selama lima tahun,” kata dia.

Agung menambahkan desa setempat bakal diarahkan menjadi desa wisata. Di Jomboran, ditargetkan bisa dibangun taman bernama Jomboran Recycle Park (JRP). Dia menuturkan konsep yang pernah dibuat para mahasiswa UNS tetap digunakan dengan lokasi taman di bekas TPA Jomboran.

Menurut Agung, lahan bekas TPA Jomboran merupakan tanah kas desa dengan luas seluas 1 ha. Saat ini, pemerintah desa masih menyusun masterplan taman itu.

Advertisement

“Kami menggandeng warga kami yang kebetulan juga arsitek. Nantinya sisa sampah yang masih ada di TPA tetap dipergunakan. Ini dimaksudkan untuk memberikan kesan positif dari bekas TPA yang ada di wilayah kami,” urai dia.

Pada tahun ini, warga serta pemerintah desa setempat mulai merintis pengembangan desa wisata melalui pendampingan dari UGM. Sebagai tahap awal, dana desa sekitar Rp100 juta dialokasikan untuk pembangunan fisik alun-alun serta kebun buah yang memanfaatkan tanah kas desa seluas 1 ha yang berada di belakang kantor desa setempat.

“Dana desa memang tidak terlalu banyak kami gunakan pada kegiatan fisik. Tahun ini kami lebih pada kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kami ingin membangun mindset masyarakat dulu,” kata dia.

Penjabat (Pj) Sekretaris Desa (Sekdes) Jomboran, Waluyo, menuturkan Jomboran memiliki luas wilayah 193,0855 ha dengan 95 ha merupakan lahan pertanian. Hasil pertanian unggulan di wilayah itu yakni padi. “Sebagian besar pertanian di wilayah kami menggunakan irigasi teknis. Sementara, 16 ha menggunakan irigasi setengah teknis,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif