Soloraya
Jumat, 12 Mei 2017 - 19:15 WIB

Kodim Karanganyar Galakkan Biopori di Lokasi Rawan Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Czi) Santy Karsa Tarigan, (kanan depan), bersama anggota Kodim 0727/Karanganyar membuat lubang biopori di halaman Makodim Karanganyar Jumat (12/5). (Istimewa/Bagian Penerangan Kodim 0727/Karanganyar)

Pembuatan biopori di Karanganyar digalakkan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Kodim 0727/Karanganyar menggalakkan pembuatan biopori di wilayah rawan banjir. Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Czi) Santy Karsa Tarigan, memulai gerakan massal pembuatan lubang biopori kali pertama di halaman Makodim pada Jumat (12/5/2017).

Advertisement

Dandim dibantu sejumlah anggota membuat lubang biopori menggunakan earth drill atau bor biopori. Dandim menuturkan Korem 074/Warastratama mendapatkan bantuan 10 unit earth drill dan sejumlah pipa.

Pembuatan biopori bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Kodim 0727/Karanganyar mendapat bantuan satu unit bor biopori dan sepuluh buah pipa.

“Tujuan utama mengurangi risiko banjir akibat genangan air hujan. Gerakan ini dimulai dari Makodim, rumah dinas Dandim, lalu ke setiap koramil dan rumah anggota. Sasaran selanjutnya adalah wilayah di Karanganyar rawan banjir,” kata Dandim saat ditemui wartawan di Makodim, Jumat.

Advertisement

Setelah menyelesaikan pembuatan biopori di lingkungan Kodim dan Koramil di Karanganyar, kegiatan dilanjutkan menyasar masyarakat. Prioritas kegiatan adalah masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, seperti Jaten, Kebakkramat, dan sekitarnya.

“Yang sering banjir. Harapan kami, begitu hujan turun, air langsung masuk ke tanah. Kalaupun banjir, itu akibat luapan Sungai Bengawan Solo tetapi bukan karena air hujan tidak bisa terserap tanah,” tutur dia.

Pemasangan lubang biopori di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo akan menggandeng warga sekitar dan instansi lain. Menurut Dandim, pembuatan lubang biopori juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos.

Advertisement

Lubang sedalam 1 meter diisi daun kering dan bahan lainnya. Setelah membusuk, bisa diambil dan diisi kembali dengan materi organik baru.

Pemasangan biopori harus memperhatikan jarak ideal 1,5 meter antarlubang supaya peresapan efektif.  “Kami juga mendapatkan alat manual pembuatan lubang biopori. Ada 20 unit. Itu akan mempercepat pelaksanaan di lapangan.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif