Soloraya
Rabu, 10 Mei 2017 - 19:00 WIB

Jalan Kaki 13 Hari Nazar Temui Presiden Jokowi, Akhirnya Warga Sragen Ini Sampai di Ibukota

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sri Wahyuni, 46, warga Dukuh Karangasem RT 001, Banaran, Sambungmacan, Sragen beristirahat dekat patung kuda Bundaran HI Jakarta, Rabu (3/5/2017) lalu. (Istimewa/Sri Wahyuni)

Warga Sragen ini akhirnya berhasil sampai di Ibukota Negara.

Solopos.com, SRAGEN — Sri Wahyuni, 46, akhirnya tiba di Jakarta, Rabu (3/5/2017) sore lalu. Perempuan asal Dukuh Karangasem RT 001, Desa Banaran, Sambungmacan, Sragen itu berjalan kaki tiba di Ibukota setelah berjalan kaki selama 13 hari terhitung sejak Jumat (21/4/2017) lalu.

Advertisement

Ia berjalan hanya mengenakan sandal jepit untuk memenuhi nazarnya bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pernah diucapkan saat pemilihan presiden (pilpres) 2014 silam. (Baca: Ibu Ini Jalan Kaki Temui Presiden Jokowi)

Sri yang kesehariannya berjualan susu kedelai bernazar bila Jokowi menang pilpres dan menjadi presiden, ia akan berjalan kaki dari Sragen ke Ibu Kota. Nazar itu baru bisa terlaksanakan pada 2017 ini.

Advertisement

Sri yang kesehariannya berjualan susu kedelai bernazar bila Jokowi menang pilpres dan menjadi presiden, ia akan berjalan kaki dari Sragen ke Ibu Kota. Nazar itu baru bisa terlaksanakan pada 2017 ini.

Sri terkatung-katung di Jakarta. Ia tidak menyangka bila prosedur birokrasi di Istana Kepresidenan sangat ketat. Untuk untuk menyerahkan surat untuk meminta izin bertemu Presiden harus melewati prosedur berbelit hingga adu mulut dengan personel Pasukan Pengawal Presiden (paspampres).

“Puluhan anggota Paspampres mengadang. Saya tidak boleh masuk. Namanya prosedural ya biasa. Saya berhasil melewati Paspampres setelah adu mulut. Ya, saya ajak ramai. Saya sampai menuntut sila kelima Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” katanya saat menghubungi Solopos.com lewat ponsel, Rabu (10/5/2017) siang.

Advertisement

“Anda saya titipi katanya tidak mau bertanggung jawab. Itu namanya tidak amanah. Saya datang ke sini [Istana Presiden] bukan peneror. Saya warga yang baik dengan surat jalan. Ya, saya bilang begitu kepada Paspampres itu,” ujarnya.

Diperbolehkan Masuk

Setelah beradu mulut, Sri pun dibolehkan masuk dan mendapatkan tanda terima surat dengan stempel basah dari anggota staf kepresidenan. Ia mendapat pesan supaya menghubungi lagi 2-3 hari lagi untuk mengecek perkembangan surat sudah dibaca Presiden atau belum.

Advertisement

Sri lega. Ia tinggal menunggu waktu. Ia berniat sebelum bertemu Presiden tidak akan pulang ke Sragen. Selama sepekan di Ibu Kota, bekal perjalanan yang dibawa Sri sudah habis. Uang saku yang diberi suaminya senilai Rp777.000 juga habis. Sri sempat menginap di Polsek Gambir Metro selama tiga hari.

“Selama menginap di Polsek itu ada kawan dan saudara yang menjenguk. Ada simpatisan Pak Jokowi juga yang memberi bantuan. Bahkan ada yang mengajak saya untuk tinggal di rumah kediaman simpatisan Pak Jokowi itu. Ternyata ada orang baik. Ada juga legislator Sragen yang mengirim uang kepada saya lewat saudaranya di Jakarta. Tetapi legislator itu tidak mau disebut namanya,” ujar Sri.

Kepedulian itu yang diharapkan Sri. Ia tidak melihat nilai uang yang diberikan. Ia berharap lewat media massa bisa mengetuk hati Presiden Jokowi. “Mudah-mudahan keluarga Pak Jokowi membaca berita ini supaya bisa menghubungkan ke Pak Jokowi. Keluarganya di Solo mungkin juga bisa membaca dan segera memberitahu Pak Jokowi kalau orang Sragen yang jalan kaki itu tiba di Jakarta,” harapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif