Jatim
Selasa, 9 Mei 2017 - 08:05 WIB

WISATA PONOROGO : Air Terjun Plasur, Pesona Tersembunyi di Tengah Hutan Jati

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Air terjun Plasur di Desa Kunti, Kecamatan Sampung, Ponorogo. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Wisata Ponorogo, air terjun Plasur bisa menjadi alternatif wisata bagi warga Ponorogo dan sekitarnya.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sejumlah anak-anak hingga remaja bermain air di aliran sungai Plasur yang ada di tengah hutan di Desa Kunti, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (6/5/2017) siang. Mereka dengan riang gembira berenang dan terjun ke sungai yang memiliki kedalaman sekitar 1,3 meter.

Advertisement

Mereka sesekali melompat dan menceburkan diri ke sungai dari tempat yang tinggi. Keceriaan tampak jelas di wajah anak-anak itu. Selain bermain air, mereka juga bermain ayunan di akar pohon beringin, seperti adegan dalam film Tarzan, di dekat lokasi sungai.

Kesejukan di sungai tersebut dilengkapi dengan keberadaan air terjun Plasur. Selain itu, sungai dan air terjun juga dikelilingi berbagai pohon yang rindang dan hijau. Sehingga menambah kesejukan sejauh mata memandang.

Advertisement

Kesejukan di sungai tersebut dilengkapi dengan keberadaan air terjun Plasur. Selain itu, sungai dan air terjun juga dikelilingi berbagai pohon yang rindang dan hijau. Sehingga menambah kesejukan sejauh mata memandang.

Lokasi air terjun dan sungai Plasur di Desa Kunti ini memang tidak seramai air terjun lain di Ponorogo, seperti air terjun Coban Lawe, air terjun Pletuk, dan lainnya. Namun, pada hari-hari tertentu seperti akhir pekan atau hari libur nasional lokasi ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai wilayah di Ponorogo.

Akses untuk menuju ke air terjun Plasur ini bisa digolongkan cukup sulit dan minim akses. Selain itu, pengunjung yang hendak ke lokasi itu juga harus rajin bertanya kepada warga karena tidak ada papan petunjuk yang mengarahkan ke air terjun Plasur.

Advertisement

Lokasinya sangat tersembunyi yaitu berada di dalam hutan kayu jati yang rimbun dan akses jalan hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki.

Dari arah kota Ponorogo dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai di lokasi air terjun. Pengunjung akan melewati permukiman warga di Desa Kunti kemudian masuk hutan dan menyeberangi sungai. Tidak disarankan menggunakan mobil karena jalannya sempit dan masih berupa tanah.

Sepeda motor hanya bisa digunakan hingga tengah hutan, karena ada aliran sungai yang tidak bisa dilewati karena terlalu terjal dan dalam. Setelah itu, pengunjung bisa berjalan kaki menuju lokasi. Di sepanjang perjalanan, pengunjung bisa melihat air yang tumpah hingga di jalan membentuk air terjun mini.

Advertisement

Suasana yang sejuk dan adem, membuat perjalanan tidak terasa berat. Di lokasi air terjun, pengunjung bisa bermain air di sungai Plasur  dan bisa berendam. Bagi yang hobi foto, bisa mencari objek foto di lokasi air terjun.

Ketinggian air terjun Plasur sekitar 15 meter dan ada dua air terjun di lokasi tersebut. Air di air terjun ini sangat mengandalkan air hujan, ketika hujan debit air bisa tinggi. Namun, saat musim kemarau air terjun ini terkadang tidak ada airnya. Sehingga disarankan saat hendak mengunjungi air terjun Plasur yakni pada waktu musim penghujan.

Seorang warga Desa Kunti, Imam Mustafa, 15, mengatakan dirinya bersama-sama temannya kerap bermain di air terjun Plasur. Biasanya, ia bersama temannya mandi dan bermain air pada siang hari sehabis pulang sekolah atau pagi hari saat sekolah libur.

Advertisement

Pelajar SMP ini menuturkan air di air terjun Plasur sangat jernih dan segar. Pada hari libur terkadang ada orang dari luar desa yang berkunjung untuk mandi atau hanya berfoto di lokasi air terjun.

“Pengunjung yang masuk ke lokasi ini tidak membayar apa-apa. Ini belum dikelola, jadi siapa saja boleh melihat dan bermain air di air terjun ini,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif