Jatim
Selasa, 9 Mei 2017 - 16:05 WIB

PERTANIAN JATIM : 25.000 Rumah Pangan Kita akan Dibangun hingga 2020

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Pertanian Jatim, HKTI akan membangun 25.000 rumah pangan kita.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG — Sebanyak 25.000 unit rumah pangan kita (RPK) akan dibangun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur (Jatim) selama kurun 2016-2020.

Advertisement

Besar anggaran yang akan digelontorkan untuk program tersebut senilai Rp125 miliar. “Ini merupakan langkah nyata HKTI Jatim untuk melakungan penguatan bidang pertanian,” tegas Ketua DPP HKTI Jatim Ahmad Nawardi seusai pelantikan di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Minggu (7/5/2017).

Menurut dia, proyek pembangunan 25.000 RPK tersebut akan dikerjakan bekerja sama dengan Perum Badan Urusan Logistik Subdivre V Jawa Timur. “Kabupaten Madiun dan Tulungagung akan menjadi daerah pertama pembangunan kios murah ini,” kata dia.

Advertisement

Menurut dia, proyek pembangunan 25.000 RPK tersebut akan dikerjakan bekerja sama dengan Perum Badan Urusan Logistik Subdivre V Jawa Timur. “Kabupaten Madiun dan Tulungagung akan menjadi daerah pertama pembangunan kios murah ini,” kata dia.

Ahmad menambahkan di dua wilayah eks-karesidenan Mataraman dan Kediri tersebut HKTI dan Perum Bulog Subdivre V Jatim sudah punya proyeksi pembangunan 1.500 unit RPK.

Selain program RPK, lanjut Nawardi, HKTI Jatim juga berencana melakukan penguatan pangan melalui program tanam benih unggul melalui varietas benih padi M70 D dan M400.

Advertisement

Sebab, kata Moeldoko, benih M70 D memiliki masa panen lebih pendek, yakni 70 hari dengan volume panen mencapai kisaran 6-7 ton per hektare. Durasi masa tanam dan asumsi volume panen tersebut menurut Moeldoko maupun Nawardi, jauh dari varietas lama seperti IR-64 yang mencapai 90-100 hari.

Sedangkan M400 memiliki bulir lebih banyak dengan durasi tanam sekitar 90 hari namun volume panen lebih besar, yakni bisa mencapai sembilan ton per hektare.

“Jadi petani akan bisa menikmati hasil tanamnya lebih cepat dan banyak. Ini menguntungkan sekali,” kata dia.

Advertisement

Untuk dua varietas unggul tersebut, HKTI juga akan membuat proyek percontohan di beberapa wilayah, di antaranya Tulungagung dan Madiun. Dua wilayah ini dipilih karena memiliki lahan pertanian cukup luas dan produktif.

Di luar itu, pihaknya juga akan terus melakukan penguatan organisasi HKTI hingga ke tingkat desa.

“Mereka inilah yang akan menjadi motor perubahan bagi para petani untuk lebih produktif. Hitungan kami, kalau semua pengurus di tingkat desa terbentuk, akan ada 191.450 penggerak. Ini kekuatan yang luar biasa,” ujar dia.

Advertisement

Ketua Badan Pertimbangan Organisasi HKTI Oesman Sapta Odang mengaku masih merasa prihatin kondisi pertanian mundur. Padahal menurut dia, Indonesia merupakan negara yang subur dan berbasis pertanian.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif