Jogja
Selasa, 9 Mei 2017 - 22:55 WIB

Bantul Wacanakan Pembatasan Elpiji 3 Kg

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu warga tengah mengantre saat Operasi Pasar (OP) gas elpiji 3 kilogram di halaman Kecamatan Imogiri, Senin (17/10/2016) siang. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Jelang Ramadan dan Lebaran, Pemkab Bantul memastikan tak akan ada kelangkaan stok komoditas gas elpiji 3 kilogram.

 
Harianjogja.com, BANTUL–Jelang Ramadan dan Lebaran, Pemkab Bantul memastikan tak akan ada kelangkaan stok komoditas  elpiji 3 kilogram. Meski begitu, kenyataannya, sejumlah daerah saat ini memang tengah mengalami keterbatasan stok.

Advertisement

Terkait hal itu, Kepala Dinas Perdagangan (Dindag) Bantul Subiyanta Hadi mengakui, pembatasan stok tersebut biasa dilakukan oleh distributor sebagai langkah antisipasi lonjakan permintaan di bulan berikutnya.

Begitu juga dengan saat ini, ia menganggap keterbatasan stok itu adalah strategi distributor untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di bulan Ramadan dan Lebaran nantinya.

Ia menyebutkan, kekurangan suplai tersebut mayoritas terjadi di beberapa wilayah yang dipenuhi dengan pengusaha warung kuliner. Seperti di pesisir pantai selatan.

Advertisement

Minimnya stok di pangkalan maupun pengecer ini disebabkan konsumen mulai memborong beberapa tabung gas lantaran panik. “Karena spekulasi konsumen sendiri,” jelas Subiyanta saat ditemui wartawan di komplek Parasamya, Senin (8/5/2017).

Berdasarkan data Dindag Bantul, kuota tabung gas melon di Bumi Projotamansari hingga kini berkisar 22.800 tabung per hari. Biasanya, sebulan sebelum bulan puasa dikurangi beberapa persen. Lalu, persentase pengurangan kuota ini bakal ditambah ketika memasuki bulan ramai.

Kendati Pertamina selaku distributor memiliki strategi pemasaran sendiri, Dindag Bantul diakuinya juga tengah mempersiapkan langkah khusus menjelang bulan Ramadan. Pihaknya berencana akan memberlakukan pembatasan pembelian tabung gas melon, terutama di tingkat pangkalan.

Advertisement

Begitu pula dengan pembatasan harga jual di tingkat pengecer. Wacana ini digulirkan agar disparitas harga di pangkalan dan pengecer tidak terjadi ketimpangan. “Kalau wacana ini diterima tidak ada salahnya nanti dibuat edaran,” ungkapnya.

Terpisah, Zahrowi, seorang pemilik pangkalan tabung gas melon di Desa Sidomulyo, Bambanglipuro membenarkan mengakui adanya indikasi kepanikan konsumen tersebut. Terbukti, stok 75 tabung gas di pangkalannya langsung ludes terjual hanya dalam sehari pasca disuplai agen. “Padahal pengiriman 75 tabung ini seminggu sekali,” katanya.

Zahrowi pun tak menampik, beberapa konsumen yang datang ke pangkalan akhirnya harus gigit jari. Padahal, mereka sudah mendatangi beberapa pangkalan lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif