Sport
Senin, 8 Mei 2017 - 20:25 WIB

LIGA 2 : DPP Pasoepati: Loyalitas Penting, Tapi Jangan Kebablasan!

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferrachtriawan (pegang mik). (pasoepati.net)

Liga 2 diwarnai dengan bentrok suporter yang melibatkan Pasoepati.

Solopos.com, SOLO — DPP Pasoepati meminta anggotanya lebih dewasa menyikapi rivalitas dengan kelompok suporter lain. Hal ini menyusul ditemukannya spanduk provokatif saat Pasoepati mendampingi Persis Solo melawan Persiba Bantul di Stadion Sultan Agung, Minggu (7/5/2017).

Advertisement

Spanduk yang ditujukan untuk PSIM Jogja itu kian memperuncing rivalitas Pasoepati dengan Brajamusti, kelompok suporter pendukung PSIM. Informasi yang dihimpun Solopos.com, spanduk berisi hinaan pada PSIM dipasang di Stadion Sultan Agung saat laga Persiba kontra Persis.

Spanduk itu disebut-sebut menjadi respons atas serangan yang diterima Pasoepati di wilayah Jogja saat hendak mendukung Persis. Spanduk tersebut kemudian membuat oknum Brajamusti emosi dan menghadang Pasoepati saat perjalanan pulang menuju Solo.

Tidak ada korban dari Pasoepati dalam insiden tersebut. Namun sejumlah warga dirugikan karena menjadi korban sweeping salah sasaran. Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, dapat memahami fanatisme anggotanya setiap mendukung Laskar Sambernyawa. Namun pihaknya mengaku tak pernah mengajarkan membuat spanduk atau materi lain yang provokatif.

Advertisement

“Saya katakan jangan bikin masalah, hormati tuan rumah. Jangan menghina secara frontal, apalagi sampai mem-bully nama klub,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, di Karangasem Laweyan, Senin (8/5/2017).

Ginda mengatakan sudah saatnya Pasoepati berpikir jernih sebelum bertindak. Menurut Ginda, loyalitas pada Persis jangan disalahgunakan untuk melakukan hal-hal anarkis yang jauh dari jiwa sportivitas. “Loyalitas penting, tapi jangan kebablasan,” tukasnya.

Di sisi lain, DPP Pasoepati menyayangkan panitia pelaksana (panpel) Persiba yang kurang sigap mencopoti spanduk yang dianggap provokatif. Menurut Ginda, potensi bentrokan setelah pertandingan bisa dihindari andai panpel cepat mengamankan spanduk tersebut.

Advertisement

“Sekarang itu zamannya foto, [diberi] caption, upload. Jadi bahaya sekali kalau materi-materi provokatif seperti itu tak segera ditangani,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif