Soloraya
Minggu, 7 Mei 2017 - 15:30 WIB

Puting Beliung Sragen, 40 Pohon Tumbang, Puluhan Rumah Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota BPBD Sragen bersama warga mengevakuasi pohon tumbang lantaran diterjang puting beliung di Dukuh/Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen, Sabtu (6/5/2017). (Istimewa/BPBD Sragen)

Puting beliung melanda dua desa di Sukodono, Sragen. Akibatnya sebuah rumah dan 40 pohon tumbang.

Solopos.com, SRAGEN — Puting beliung melanda wilayah Desa Juwok dan sebagian Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Sragen, pada Jumat (5/5/2017) malam. Bencana itu mengakibatkan sebuah rumah ambruk dan puluhan rumah lainnya rusak ringan. Kerugian diperkirakan mencapai Rp30 juta.

Advertisement

Rumah ambruk itu milik Dimo warga Dukuh/Desa Juwok, Sukodono, karena tertimpa pohon trembesi berukuran besar. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, pohon tumbang juga menimpa tiga rumah warga lainnya dan kerusakan karena genting rusak sebanyak 30 rumah. Selain itu satu kandang ayam milik warga juga ambruk dan 40 pohon jenis trembesi dan jati tumbang.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Dwi Sigit Kartanto, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (7/5/2017), menyampaikan satu rumah yang ambruk itu sebelumnya pernah mendapat bantuan bedah rumah tidak layak huni (RTLH) dari Matra pada 2014. Informasi yang diterima Sigit, rumah itu tidak ditempati selama dua tahun.

“BPBD berkoordinasi dengan pemangku wilayah setempat, terutama ketua RT untuk pemulihan pascabencana. Dari hasil koordinasi disepakati untuk kerja bakti dilakukan pada Sabtu (6/5/2017) setelah Zuhur. Kerja bakti dilakukan para warga yang bekerja sama dengan warga setempat. Kerugian materialnya kurang lebih Rp30 juta,” ujar Sigit.

Advertisement

Sigit menyampaikan dampak puting beliung paling parah ada di Desa Juwok. Sementara itu, angin ribut di Desa Majenang terjadi di Dukuh Karangbale, tetapi tidak berdampak pada kerusakan berat. Dia mengatakan hanya beberapa pohon tumbang yang terkena angin ribut itu.

Kades Juwok, Sukodono, Suparmin, menyampaikan untuk sementara Dimo, pemilik rumah yang ambruk tertimpa pohon trembesi, mengungsi di rumah anaknya yang terletak di sebelah rumahnya. Suparmin hanya mendata dampak kerusakan yang paling parah sedangkan kerusakan ringan dan pohon tumbang belum didata, termasuk kandang ayam yang ambruk.

“Pendataan itu kalau memungkinkan dilakukan pada Senin (8/5/2017) besok [hari ini]. Dimo itu duda karena istrinya meninggal beberapa waktu lalu. Anaknya sudah meminta tinggal bersama tetapi Dimo ingin tinggal di rumah sendiri. Selama ada angin ribut, tidak ada korban luka-luka,” tuturnya.

Advertisement

Kadus Desa Jumok, Binarto, mengatakan selama ini belum ada instruksi dari Kepala Desa Jumok untuk mendata dampak puting beliung itu. Dia mengatakan peristiwanya itu hanya sekitar lima menit dan angin berasal dari arah Selatan. “Kondisinya malam dan disertai hujan. Angin datang tiba-tiba dan cepat hilangnya. Saya dengar di Desa Majenang juga terkena dampaknya,” katanya.

Kades Majenang, Sukamto, saat dihubungi Solopos.com mengaku tidak ada angin ribut di Desa Majenang. Namun Jagabaya Desa Majenang, Heni Farida, ada angin ribut di wilayah Majenang tetapi tidak berdampak pada kerusakan rumah. “Hanya pohon yang roboh dan tiang listrik yang juga roboh. Peristiwanya terjadi sekitar puku 19.00 WIB,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif