News
Minggu, 7 Mei 2017 - 22:33 WIB

Bentrok Sejak Pagi, Ini Rentetan Kekerasan Terhadap Pasoepati di DIY

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berkumpul di rute perjalanan Pasoepati di Bantul, Minggu (7/5/2017). (Arif Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Rangkaian serangan dan kekerasan terjadi terhadap Pasoepati di DIY mengiringi lawatan Persis Solo ke kandang Persiba Bantul.

Solopos.com, JOGJA — Rombongan Pasoepati terpaksa memutar melewati wilayah Gunung Kidul untuk kembali ke Solo setelah mendukung Persis Solo melawan Persiba Bantul di Stadion Sultan Agung, Minggu (7/5/2017). Sebelum itu, sejak pagi mereka disambut warga DIY dengan cara yang sangat tidak ramah.

Advertisement

Sejak pagi, ribuan massa sudah berkumpul di sejumlah titik yang diperkirakan akan dilalui oleh rombongan Pasoepati, yaitu Jl. Piyungan Prambanan, sekitar Kids Fun, hingga sepanjang Ringroad Selatan, tepatnya Desa Singosaren, Kecamatan Banguntapan, Bantul.

Sekitar pukul 10.09 WIB, tepatnya di Jl. Piyungan Prambanan, ratusan suporter asal Solo terlibat bentrok dengan massa yang diduga warga sekitar. Entah siapa yang memulai, namun yang pasti, kedua kubu saling serang. Beruntung, polisi yang berjaga sejak awal sudah mengantisipasi bentrok tersebut.

Begitu pula saat rombongan suporter memasuki area Ringroad Selatan hendak menuju Stadion Sultan Agung via Jl. Imogiri Timur. Saat melintasi kawasan tersebut, massa yang sudah berjaga memang sempat melakukan penyerangan. “Tapi anggota kami langsung membubarkan konsentrasi massa,” kata Kapolsek Banguntapan Kompol Suharno, saat ditemui di lokasi, Minggu (7/5/2017).

Advertisement

Seusai pertandingan, massa yang dipastikan merupakan warga sekitar, mulai kembali berjaga. Lokasinya pun masih sama, yakni di sekitar Singosaren dan Piyungan. Bahkan kali ini, massa terbilang lebih beringas. Tak tanggung-tanggung, dua unit sepeda motor dan dua unit mobil bernopol AD jadi sasaran amuk massa.

Diakui Suharno, pihaknya telah mengamankan pengendara berikut kendaraan mereka yang rusak. “Motornya rusak parah. Sedangkan mobil mengalami pecah kaca,” imbuh Suharno.

Untuk itu, pihaknya dengan didukung oleh personel dari Polresta Jogja dan Polres Bantul, melakukan pengamanan sepanjang Ringroad Selatan itu. Terpisah, Susanto, salah satu warga Singosaren yang sejak pagi telah berada di lokasi kerumunan massa, membenarkan, kebanyakan massa itu memang adalah warga Singosaren sendiri.

Advertisement

Namun. Saat ditanya mengenai keterlibatan suporter PSIM Jogja, ia mengaku tak tahu. “Saya tidak tahu apa itu massa suporter PSIM Jogja. Yang pasti itu kebanyakan warga sini,” katanya.

Sekitar pukul 16.00 sore, kata dia, massa bergerak di sekitar Pasar Desa Singosaren. Massa tengah meneriaki dua orang pria yang mengendarai sepeda motor Honda Vario berpelat nomor AD. “Mereka sempat diteriaki ‘Pasoepati’. Lalu massa mengeroyok mereka berdua. Lalu kami [warga] dan polisi berupaya melerai,” kisahnya.

Terkait hal itu, Reihan, salah satu korban pengeroyokan itu menjelaskan, ia dan Edwin, kawannya berboncengan dari Jogja menuju rumahnya di Klaten. Saat memasuki area Singosaren, ia sempat terkejut dengan banyaknya massa yang bergerak menghadangnya. “Karena takut, saya langsung memutar balik. Tapi tidak sempat, karena massa langsung mengeroyok kami,” katanya.

Sementara, hingga berita ini diturunkan kerusuhan masih terjadi di sekitar area Payak, Desa Srimulyo, Piyungan. Pihak kepolisian masih terus berupaya melerai massa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif