Jatim
Jumat, 5 Mei 2017 - 20:05 WIB

Kenaikan Tarif Listrik Dorong Inflasi di Kota Madiun

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Endang Muchtar)

Kenaikan tarif dasar listrik mendorong inflasi Kota Madiun.

Madiunpos.com, MADIUN – Inflasi bulan April 2017 di Kota Madiun sebesar 0,45 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 125,94. Kondisi itu didorong kenaikan tarif dasar listrik.

Advertisement

“Pada April 2017 pemerintah menghapus subsidi tarif listrik untuk tahap kedua bagi golongan 900 VA, hal itu berpengaruh pada laju inflasi di bulan April ini,” ujar Kepala Seksi Statistik dan Distribusi BPS Kota Madiun, Adi Priyanto dalam rilisnya, Kamis (4/5/3017).

Secara umum, kata dia, inflasi di Kota Madiun dipengaruhi oleh naiknya IHK sejumlah komoditas. Selain tarif listrik, komoditas yang dominan memengaruhi terjadinya inflasi antaranya bawang putih, tarif pulsa ponsel, sepeda motor, dan kue kering berminyak.

“Sedangkan komoditas yang menekan inflasi antara lain turunnya harga cabai rawit, bawang merah, gula pasir, kayu balokan, dan jeruk,” katanya.

Advertisement

Adi menjelaskan, dari tujuh kelompok komoditas pengeluaran, terdapat lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi.

Adapun, inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,22 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,77 persen; serta kelompok sandang sebesar 0,56 persen.

Kemudian, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,05 persen; juga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,99 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan menekan inflasi masing-masing sebesar -0,44 persen dan -0,12 persen.

Advertisement

Adi Priyanto menambahkan dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,48 persen dengan IHK sebesar 124,08. Inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,14 persen dengan IHK 124,62.

Sementara, secara rinci, kedelapan kota yang mengalami inflasi tersebut adalah Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,48 persen, diikuti Kota Madiun sebesar 0,45 persen, Kota Probolinggo 0,44 persen, Kota Kediri 0,38 persen, Kota Malang 0,35 persen.

Lalu, Kabupaten Jember sebesar 0,28 persen, Kota Surabaya 0,23 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep 0,14 persen. Sedangkan inflasi Jawa Timur pada April 2017 sebesar 0,29 persen dan nasional mengalami inflasi 0,09 persen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif