Soloraya
Rabu, 3 Mei 2017 - 23:35 WIB

Polres Klaten Masih Selidiki Konvoi Berujung Perusakan dan Penganiayaan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seratusan sepeda motor peserta konvoi ditahan di Mapolres Klaten, Rabu (3/5/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Aparat Polres Klaten masih menyelidiki kasus konvoi berujung perusakan dan penganiayaan.

Solopos.com, KLATEN — Aparat Polres Klaten masih menyelidiki aksi konvoi kelulusan SMA/SMK yang disertai perusakan serta penganiayaan, Selasa (2/5/2017). Hingga kini, polisi belum menetapkan tersangka terkait kasus perusakan serta penganiayaan itu.

Advertisement

Sementara itu, sebanyak 113 orang yang didominasi pelajar ditangkap dan dimintai keterangan secara maraton. Mereka ditangkap setelah menggelar konvoi kelulusan pelajar di berbagai wilayah.

Sebagian besar pelajar itu sudah dipulangkan setelah dijemput orang tua masing-masing serta membuat surat pernyataan. “Kemarin [Selasa] Pak Kapolres juga menyampaikan kepada orang tua bahwa tanggung jawab soal anak itu bukan hanya dibebankan ke sekolah. Orang tua juga harus berperan. Pengawasan dan kontrol mereka tetap dari keluarga,” kata Wakapolres Klaten, Kompol Hari Sutanto, mewakili Kapolres Klaten, AKBP M. Darwis, saat ditemui wartawan di Mapolres Klaten, Jl. Diponegoro No. 27, Desa Karanganom, Klaten Utara, Rabu (3/5/2017).

Advertisement

Sebagian besar pelajar itu sudah dipulangkan setelah dijemput orang tua masing-masing serta membuat surat pernyataan. “Kemarin [Selasa] Pak Kapolres juga menyampaikan kepada orang tua bahwa tanggung jawab soal anak itu bukan hanya dibebankan ke sekolah. Orang tua juga harus berperan. Pengawasan dan kontrol mereka tetap dari keluarga,” kata Wakapolres Klaten, Kompol Hari Sutanto, mewakili Kapolres Klaten, AKBP M. Darwis, saat ditemui wartawan di Mapolres Klaten, Jl. Diponegoro No. 27, Desa Karanganom, Klaten Utara, Rabu (3/5/2017).

Dari 113 orang itu, tinggal 11 orang yang masih di Mapolres hingga Rabu siang. Mereka masih menjalani pemeriksaan serta menunggu orang tua mereka menjemput. (Baca juga: 5 Murid Jadi Korban Anarkisme Konvoi Kelulusan, SMAN 1  Klaten Segera Lapor Polisi)

“Mayoritas pelajar, ada yang kelas X dan XI. Kebanyakan berasal Sleman [DIY]. Ini masih kami periksa termasuk alasan mereka kenapa sampai ke wilayah Klaten,” ungkapnya.

Advertisement

Dari seratusan orang yang ditangkap, tidak ada yang mengakui membawa barang bukti itu. Sementara itu, jumlah sepeda motor yang ditahan di mapolres serta diberi surat tilang sebanyak 138 unit.

Sebagian sepeda motor dipasangi knalpot blombongan atau brong. Selain sepeda motor para pelaku konvoi, terdapat sepeda motor yang menjadi sasaran perusakan.

Wakapolres juga menjelaskan ada beberapa pelajar mengenakan seragam sekolah dengan kondisi sudah dipenuhi cat serta diberi tulisan beragam saat ditangkap polisi. Tulisan itu berada di bagian belakang seragam dan merupakan hasil semprotan cat bertuliskan ZTROEX.

Advertisement

“Itu juga kami periksa. Tulisan tersebut maksudnya apa. Pada beberapa seragam ada tulisan yang sama,” urai dia.

Wakapolres memastikan tidak ada korban meninggal dunia akibat aksi konvoi itu. Lantaran hal tersebut, ia mewanti-wanti masyarakat tak langsung mempercayai informasi yang beredar sebelum memastikan kebenarannya.

“Sejauh ini korban yang sudah melapor ke polres tiga orang. Mereka mengalami luka ringan,” tutur dia.

Advertisement

Kasatreskrim Polres Klaten, AKP David Widya Dwi Hapsoro, juga menjelaskan masih menyelidiki aksi konvoi berujung perusakan serta penganiayaan itu. Terkait 11 orang yang masih diperiksa di Mapolres, David menuturkan belum ada indikasi mereka merupakan anggota konvoi anarkistis.

David menegaskan jika ada yang terbukti melakukan aksi anarkistis bakal diproses lebih lanjut. “Belum mengarah ke sana [tersangka]. Kalau 1 x 24 jam belum terbukti, ya kami pulangkan,” urai dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi perusakan dilakukan kelompok konvoi yang melaju dari wilayah barat bertepatan dengan pengumuman kelulusan SMA/SMK bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa.

Menurut keterangan sejumlah warga, sebagian peserta konvoi yang mengendarai 50-an sepeda motor itu membawa senjata tajam, gir, serta pipa besi. Beberapa anggota konvoi mengenakan seragam sekolah putih abu-abu dengan kondisi baju sudah dipenuhi coretan cat.

Aksi anarkistis dilakukan gerombolan konvoi dengan melempari bangunan serta kendaraan. Alhasil, kaca mobil pikap proyek perbaikan jalan raya Jogja-Solo di wilayah Jetis, Klaten Selatan, pecah akibat dilempari kunci roda.

Sepeda motor juga menjadi sasaran perusakan. Warnet di Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, menjadi sasaran perusakan. Sejumlah warga juga menjadi korban penganiayaan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif