Soloraya
Rabu, 3 Mei 2017 - 18:35 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Perbaikan Jl. Setiabudi Gilingan Terganggu Hilir Mudik Kendaraan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kendaraan nekat masuk ke area proyek peningkatan Jl. Dr. Setiabudi dengan menerobos separator jalan yang dipasang Dishub Solo, Rabu (3/5/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, masih banyaknya kendaraan hilir mudik di Jl. Setiabudi mengganggu perbaikan jalan tersebut.
Solopos.com, SOLO — Pekerja proyek peningkatan Jl. Dr. Setiabudi, Gilingan, Banjarsari, Solo, mengeluhkan adanya pengendara sepeda motor yang nekat menerobos separator jalan yang telah dipasang Dinas Perhubungan (Dishub) Solo di persimpangan Jl. Dr. Setiabudi dengan Jl. Letjend. S. Parman.
Hilir mudik kendaraan itu membuat para pekerjaan terganggu. Para pekerja dari PT Widoro Kandang tersebut merasa tidak leluasa bekerja ketika banyak kendaraan nekat menerobos separator jalan hingga masuk ke area proyek.
Mandor proyek peningkatan Jl. Dr. Setiabudi dari PT Widoro Kandang, Suwarno, 47, mengatakan pelaksana proyek peningkatan kapasitas Jl. Dr. Setiabudi telah mengantongi izin dari Dishub untuk menutup sementara akses kendaraan ke Jl. Dr. Setiabudi dari arah Jl. Letjend. S. Parman. Setelah Jl. Dr. Setiabudi ditutup, dia berharap kendaraan bisa memanfaatkan jalan lain.
“Kami merasa tertanggu sekali dengan kehadiran kendaraan yang nekat masuk ke lokasi proyek. Padahal sudah tahu jalan ditutup, tapi kendaraan tetap saja lewat. Kami yang berada di lokasi proyek tidak nyaman ketika ada kendaraan lewat. Bukan hanya khawatir terserempet kendaraan, kami cemas juga karena tidak mau melihat pengendara terjatuh di lokasi proyek yang belum sepatutnya dilalui kendaraan,” kata Suwarno saat ditemui Solopos.com di Jl. Dr. Setiabudi, Rabu (3/5/2017).
Suwarno mengaku tidak cukup berani mencegah paksa pengendara sepeda motor yang akan masuk ke area proyek dengan membuka separator jalan di persimpangan Jl. Letjend. S. Parman. Dia khawatir terjadi perselisihan dengan para pengendara sepeda motor yang kebanyakan dari wilayah sekitar proyek.
Suwarno meminta bantuan Dishub maupun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Kota (PUPR) Solo guna menjaga pembatas jalan supaya tidak lagi diterabas pengguna kendaraan. “Jalan harus ditutup agar tidak mengganggu pelaksanaan proyek peningkatan Jl. Dr. Setiabudi. Kami meminta para pengguna kendaraan juga menghargai proses pengerjaan jalan ini. Jika proyek perbaikan jalan bisa cepat selesai, masyarakat sendiri yang diuntungkan. Kami juga tidak mau proyek perbaikan jalan rampung terhambat karena adanya gangguan dari luar. Kami menargetkan H-10 Lebaran proyek beres,” jelas Suwarno.
Suwarno menerangkan proyek peningkatan Jl. Dr. Setiabudi hanya dilakukan di badan jalan sepanjang sekitar 50 meter dari arah Jl. S. Parman. Proyek pekerjaan meliputi penggantian jalan aspal menjadi jalan beton.
Dia menyebut jalan persimpangan idealnya memang dibuat jalan beton agar tidak mudah rusak. Jika menggunakan aspal, jalan persimpangan akan lebih mudah rusak setelah terlindas kendaraan besar saat berbelok. Jalan persimpangan yang diaspal lebih mudah berubah menjadi bergelombang.
Kasi Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, meminta masyarakat Kelurahan Gilingan yang akan menuju Jl. Dr. Setiabudi sisi barat dari arah Jl. Letjend. S. Parman bisa memanfaatkan jalan kampung terlebih dahulu saat dilaksanakan proyek peningkatan jalan. Sedangkan masyarakat umum yang ingin masuk Terminal Tirtonadi lewat pintu belakang dari arah Jl. S. Parman, disarankan memutar lewat Jl. Ahmad Yani kemudian berbelok di jalan barat terminal.
Sementara itu, kendaraan di Jl. Dr. Setiabudi dari arah barat ke timur yang akan menuju Jl. S. Parman, bisa berbelok lewat Jl. Tagore di timur Terminal Tirtonadi. Ari menjelaskan bus dari Terminal yang biasanya keluar melewati Jl. Dr. Setiabudi juga harus dialihkan dengan tidak boleh belok ke kanan menuju Jl. Dr. Setiabudi.
Setelah keluar terminal, bus maupun angkuta harus belok ke kiri menyusuri Jl. Tagore menuju ke terminal. Bus kemudian berbelok kanan menyusuri Jl. Ahmad Yani. Setibanya di APILL Gilingan, bus AC dengan ketinggian lebih dari 3,4 meter, harus belok lagi ke kanan menuju Jl. Letjend. S. Parman.
“Jl. Tagore tetap satu arah dari selatan ke utara. Bus AC yang keluar dari terminal, setelah sampai di APILL Gilingan harus belok ke kanan menuju Jl. Letjend. S. Parman. Bus dengan ketinggian lebih dari 3,4 meter tidak diperkenankan lurus menyusuri Jl. Ahmad Yani karena ada viaduct Gilingan,” terang Ari.
Penutupan akses Jl. Dr. Setiabudi dari arah Jl. Letjend. S. Parman rencananya diberlakukan hingga 14 Juni mendatang.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif