News
Senin, 1 Mei 2017 - 11:15 WIB

Tak Mau Disuntik, Permintaan Mbah Gotho Ini Mengagetkan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Gotho menjalani perawatan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Rabu (12/4/2017). (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Mbah Gotho membuat pernyataan mengejutkan saat terus-terusan disuntik.

Solopos.com, SRAGEN — Sebelum meninggal dunia, Mbah Gotho sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sejak 12-17 April lalu. Selama dirawat di RS, Mbah Gotho menghabiskan delapan kantong darah golongan O. Darah diperlukan untuk memulihkan kandisi kesehatan Mbah Gotho yang drop karena tidak mau makan.

Advertisement

“Sampai rumah sakit, HB Mbah Gotho hanya 4. Dokter lalu menyuntikkan dua kantong darah HB naik jadi 6. Kondisinya mulai membaik saat dia sudah menghabiskan delapan kantong darah. Tapi, malam harinya dia malah drop. Dia malah marah-marah karena terlalu sering disuntik,” terang Suryono, cucu dari Mbah Gotho, saat ditemui Solopos.com di rumah duka, Senin (1/5).

Ketika marah, Mbah Gotho mengaku tidak suka disuntik terus menerus. Dia mengaku tidak tahan menahan sakit kala jarum suntik menembus lapisan kulitnya. “Dari pada disuntik terus, mending aku dibuang ke Sungai Bengawan Solo,” kata Suryono menirukan perkataan Mbah Gotho.

Mbah Gotho juga mengungkapkan keinginannya untuk pulang dari rumah sakit. Dia marah apabila permintaah itu tidak dituruti keluarga. Dengan terpaksa, pihak keluarga akhirnya meminta izin kepada dokter untuk membawa Mbah Gotho pulang.

Advertisement

“Mbah Gotho tidak mau makan selama sepekan sehingga dia dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, Mbah Gotho juga tidak mau makan. Keluarga dan dokter sudah merayunya untuk makan. Tapi Mbah Gotho tetap pada pendiriannya. Saat ditanya, dia mengaku hanya ingin mati. Bahkan, kepada keluarganya, ia berpesan supaya dia dibuang saja ke Sungai Bengawan Solo,” papar Kepala Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Sriyanto, kala dihubungi Solopos.com, Minggu (30/4/2017) malam.

Selama hampir sebulan, hanya teh hangat yang dikonsumsi Mbah Gotho. “Dia hanya mau minum teh. Teh itu dinikmati sedikit-sedikit. Dia tidak mau minum air putih. Sebelum dibawa ke rumah sakit, Mbah Gotho masih doyan merokok. Namun, sejak dibawa ke rumah sakit, keluarga tidak mengizinkan dia merokok lagi,” terang Sriyanto.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif